Pemerintah Ungkap Alasan Papua Tak Mesti PSBB Lawan Corona

CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2020 03:54 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah khusus penanganan corona, Achmad Yurianto. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto mengatakan daerah yang mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus memenuhi prasyarat dalam satu klaster epidemiologi.

Istilah klaster didefinisikan sebagai seluruh pasien yang tertular di tempat yang sama, contoh klaster Jakarta dan klaster Bogor.

Menurut Yurianto, setiap daerah yang mengajukan PSBB harus berada dalam satu kelompok pergerakan orang, seperti Jabodetabek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal Papua, terdapat 61 kasus tapi penyebaran tidak terjadi di satu kota atau daerah tertentu," ucap Yurianto.
Pemerintah Ungkap Alasan Papua Tak Mesti PSBB Lawan CoronaFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian

Daerah yang mengajukan PSBB seperti NTT, Papua dan Kalimantan Tengah tidak termasuk dalam satu klaster penyebaran dan tidak memenuhi syarat peningkatan kasus.

"Yang meningkat itu progresivitas eskalasi penambahan kasus harian, jadi setiap harinya ada penambahan kasus baru," ujar Yurianto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/4).

Yurianto juga menjelaskan, jika dalam satu daerah tidak terjadi penambahan kasus maka tidak perlu menerapkan PSBB. Daerah tersebut dianggap telah menerapkan upaya pencegahan yang baik.

"Kalau kasusnya gak nambah atau lambat bertambahnya, berarti kecil kemungkinan penularan lokal. Gak perlu PSBB sudah bagus upaya pencegahannya," terangnya.

Perlu diketahui, terdapat tiga daerah yang mengajukan PSBB namun belum mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan. Tiga daerah tersebut adalah Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Sorong Provinsi Papua Barat, dan Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan pada data per 12 April, kasus Covid-19 di Kalimantan Tengah berjumlah 25 kasus. Di Papua, data per 14 April berjumlah 67 kasus, sedangkan di NTT Berjumlah 1 kasus menurut data per 10 April. (ain/mln/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER