Risma Irit Bicara soal PSBB Kota Surabaya

CNN Indonesia
Minggu, 19 Apr 2020 20:13 WIB
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini irit bicara dan enggan berkomentar terkait kesepakatan wilayah Surabaya Raya, untuk segera mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Wilayah itu meliputi Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. 

Kesepakatan itu diambil usai Risma dan para Kepala Daerah Gresik dan Sidoarjo, menggelar pertemuan tertutup dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya. 

Usai pertemuan, saat ditanya soal teknis PSBB di Surabaya, Politisi PDIP tersebut enggan menjawab pertanyaan wartawan. Ia malah menghindar sembari berlari kecil menghindari awak media. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lapo se rek-rek (ngapain sih)," kata Risma, usai pertemuan, Minggu (19/4) sore. 
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, dalam rapat tadi menyampaikan secara detail berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menanganani dan mencegah wabah covid-19.

"Satu persatu upaya pemkot disampaikan secara detail oleh Bu Wali kepada Ibu Gubernur, termasuk bagaimana pemkot mendeteksi seseorang yang terinfeksi covid-19, hingga bagaimana upaya pemkot dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19 di level bawah, pokoknya semuanya telah disampaikan saat rapat itu," kata Fikser.

Bahkan, pada rapat tersebut Wali Kota Risma juga menyampaikan penanganan yang telah dilakukan dalam berbagai klaster, baik ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan) dan positif covid-19.

Termasuk langkah tracing yang dilakukan Pemkot Surabaya, hingga penanganan pencegahannya. Tak ketinggalan, Risma juga menyampaikan kemungkinan terburuknya pada pertemuan tersebut.

"Analisis pergerakan atau penambahan dari status ODP ke PDP hingga positif covid-19 juga telah disampaikan, karena kami selalu rutin melakukan analisis pergerakan angka tersebut," ujarnya.

Lanjut Fikser, setelah semua upaya yang dilakukan pemkot disampaikan kepada Khofifah, maka selanjutnya Risma beserta jajaran Pemkot Surabaya manut terhadap keputusan Gubernur.

"Pada prinsipnya Pemkot Surabaya manut (nurut) terhadap keputusan Gubernur," kata dia.

Oleh karena itu, ia juga memastikan bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya akan mengikuti berbagai mekanisme yang akan ditetapkan oleh Gubernur, termasuk rapat-rapat pembasahan teknis. 

"Nanti akan rapat lagi sekitar pukul 20.00 WIB, kami akan ikuti untuk menggodok teknis pelaksanaannya, pemkot akan ikut," katanya.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengucapkan terima kasihnya kepada Risma, lantaran telah membawakannya jamu tradisional ramuan pokak. Menurutnya jamu tersebut menyehatkan. 

"Terimakasih tadi Bu Wali membawa minuman pokak dan itu yang bikin kita sehat, karena meskipun saya sudah mandi dua kali, tapi karena minum pokaknya Bu Risma, saya juga berkeringat. Mungkin resepnya bisa duberi supaya kita sehat semuanya," kata Khofifah kepada Risma. 

Sebelumnya, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik telah bersepakat mengajukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), untuk memutus mata rantai virus corona (covid-19). 

Hal itu disepakati usai ketiga kepala daerah tersebut bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, usai menggelar pertemuan tertutup di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (19/4) sore. 

Pertemuan itu sendiri dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin dan Serta Plt Sekda Gresik Nadlif. Mereka juga didampingi oleh forkopimda setempat. 

"Kami bersama-sama mengambil kesepakatan, bahwa hari ini sudah saatnya di kota Surabaya, di sebagian Kabupaten greisk dan sebagian Sidoarjo, sudah saatnya diberlakukan PSBB," kata Khofifah.
(frd/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER