Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Organisasi Angkutan Darat (
Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengungkapkan bahwa para pengusaha bus angkutan umum antarkota antarprovinsi (AKAP) hanya bisa bertahan maksimal 2,5 bulan selama masa pandemi
virus corona (Covid-19).
Pernyataan Shafruhan menyikapi sejumlah bus AKAP di DKI Jakarta yang mulai berhenti beroperasi sementara. Dalam sepekan terakhir, ia menyebut hanya tersisa sekitar 5 persen bus AKAP yang masih beroperasi dari total ribuan.
"2,5 bulan maksimal itu bisa bertahan. Kalau enggak, kolaps," kata Shafruhan lewat sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dua pekan terakhir bisnis bus AKAP lesu karena jumlah penumpang turun. Dengan demikian, katanya, hanya tersisa dua bulan bagi mereka untuk bisa bertahan.
"Mungkin sampai lebaran," lanjutnya.
Shafruhan lebih lanjut menjelaskan bahwa hingga kini belum ada solusi bagi para pengusaha bus angkutan umum AKAP yang terdampak akibat wabah corona.
Masalah terutama muncul karena mereka harus berurusan dengan pihak ketiga, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya sebagai pihak yang memberi pinjaman untuk pengadaan bus.
Dengan bus yang berhenti beroperasi, Shafruhan berkata para pemilik perusahaan harus menjadwal ulang pembayaran angsuran kepada pihak ketiga. Sementara kewajiban lain tetap harus dijalankan, seperti biaya karyawan hingga perawatan armada.
Berdasarkan catatan Organda, saat ini bahkan sudah ada sejumlah perusahaan bus angkutan umum yang dipastikan berhenti secara permanen. Sebagian besar adalah perusahaan bus angkutan kecil.
"Ini yang sedang menjadi kendala di pengusahanya," jelas Shafruhan.
Namun demikian, Shafruhan mengaku mendukung upaya pemerintah yang melarang mudik lebaran tahun ini. Katanya, itu merupakan jalan terbaik bagi para pengusaha bus AKAP ketimbang harus terus menerus merugi akibat penurunan jumlah penumpang.
Presiden Jokowi baru saja memutuskan untuk melarang mudik lebaran 2020 guna memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
Keputusan itu diambil usai berdasarkan sejumlah kajian dan survei kepada warga terkait respons untuk tidak mudik selama wabah virus corona. Hasilnya, dituturkan Jokowi, sebanyak 68 persen warga bersedia untuk tidak mudik. Sementara 24 bersikeras untuk mudik. Sedangkan sisanya, 4 persen sudah mudik.
Larangan mudik sebelumnya juga sudah diputuskan bagi para pegawai pemerintah yakni aparatur sipil negara (ASN) dan TNI/Polri.
"Hari ini saya ingin sampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas melalui video conference di Istana Merdeka, Selasa (21/4).
(thr/wis)
[Gambas:Video CNN]