Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama, Imam Safei menyebut sebanyak 50 pondok pesantren di wilayah Jabodetabek menjadi posko Gugus Tugas Pencegahan
Covid-19 Kementerian Agama.
"Untuk Jabodetabek, gugus tugas pesantren ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan pesantren secara mandiri," ujar Imam dalam keterangan resminya, Jumat (24/4).
Imam sendiri tak merinci lebih detail seluruh pondok pesantren mana saja yang menjadi posko gugus tugas tersebut. Ia hanya menyebut beberapa di antaranya seperti Pondok pesantren Annahdlah dan Pondok Pesantren Darus Sunnah di kawasan Tangerang Selatan yang terakhir tergabung dalam Gugus Tugas Covid 19 Kementerian Agama RI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiap-tiap pesantren itu turut diberikan alat-alat pelindung diri, seperti
thermoscanner gun, cairan penyanitasi tangan, disinfektan, dan berbagai bahan mentah untuk diolah menjadi disinfektan secara mandiri.
"Saat ini kita baru menjangkau Jabodetabek karena daerah ini menjadi pusat sebaran korona terbesar. Bila ini selesai, ke depan akan diteruskan ke daerah-daerah," kata Imam.
Lebih lanjut, Imam meyakini pesantren masih tergolong steril dari virus corona untuk saat ini. Untuk itu, kata dia, mekanisme pertahanan diri diperlukan dengan cara menguasai prosedur pencegahan dan penanganan sesuai protokol kesehatan.
Menurutnya, pemberdayaan pesantren penting untuk mencegah virus korona berkembang di pesantren dengan penerapan kewaspadaan dalam bentuk yang tepat.
"Ini penting dilakukan karena pandemik korona terus meluas di Jabodetabek. Pesantren penting memiliki gugus tugas yang terkoordinasi dengan pemerintah," kata Iman Safei.
Menurut Imam, yang juga menjabat Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, saat ini terdapat 28.961 pondok pesantren di Indonesia. Sebanyak 9.167 di antaranya berada di Jawa Barat. Di Ibukota DKI Jakarta terdapat 106 pesantren.
Terpisah, Kasubag Humas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Sholla Taufiq mengakui pesantren merupakan salah satu titik rawan potensial penularan Covid 19. Sebab, pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan asrama yang memiliki santri berjumlah banyak.
"Bila tidak diantisipasi sejak dini, hal ini akan memicu naiknya angka penderita Covid 19" kata dia.
Sholla menjelaskan sebagian besar pesantren telah meliburkan santrinya hingga awal Juni mendatang akibat dari mewabahnya virus corona.
Melihat hal itu, ia mewajibkan prosedur dan protokol dan mitigasi Covid-19 penting dikuasai pengelola pondok pesantren agar tidak menjadi sarang penularan virus corona.
"Yang perlu diantisipasi, pada saat masuk nanti, ribuan orang dari berbagai daerah akan berkumpul di pondok dan tentu saja akan terjadi kontak intensif," kata Sholla.
(rzr/osc)
[Gambas:Video CNN]