Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota (Pemkot)
Bekasi total telah menghabiskan 900 alat untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
virus corona bagi warga yang lalu lalang di tujuh lokasi perbatasan dan Stasiun Utama Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyatakan hasil tes akan diumumkan besok. Bagi warga di luar Kota Bekasi yang dinyatakan positif, hasilnya akan diberikan ke kepala daerah masing-masing. Sementara untuk warga Kota Bekasi, akan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan.
"Apabila nantinya yang beralamat di luar Kota Bekasi terdapat positif akan diberitahukan ke Gubernur Jakarta yang berbatasan dengan DKI Jakarta, Bupati Bekasi ataupun Bupati Bogor, dan apabila negatif nantinya akan diberikan surat," ujar Rahmat dalam keterangan resminya, Selasa (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tes PCR merupakan satu dari sejumlah metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh seseorang. PCR dilakukan dengan mengambil sampel dahak, lendir, atau cairan dari bagian antara hidung dan tenggorokan. Sampel selanjutnya akan dibawa untuk diteliti di laboratorium.
Berbeda dengan rapid test atau tes kilat, satu alat PCR bisa digunakan untuk memeriksa beberapa orang sekaligus selama ada reagen atau cairan untuk menguji virus dan
cartridge untuk mesin tes cepat molekuler (TCM).
Rahmat menyampaikan, dalam melaksanakan tes ini, pihaknya telah menerjunkan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Tim RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid yang disebar di tujuh lokasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bekasi.
"Saya ingin melihat, apakah ada warga yang nantinya di tes ada yang positif akan langsung di arahkan ke RSUD ataupun isolasi mandiri," ujarnya.
Lebih lanjut, selain tes PCR, Rahmat menyatakan pihaknya nanti juga akan melakukan rapid test secara massal di 48 kelurahan zona merah dan 2 kelurahan zona hijau di Kota Bekasi. Total ada 5.000 rapid test sumbangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang akan ia gunakan.
Rahmat mengimbau agar warga bisa mengikuti aturan terkait pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 di Kota Bekasi. Ia mengaku hingga saat ini banyak warga yang masih tak mengindahkan aturan meski PSBB telah memasuki tahap II.
"Kita akan serius berkoordinasi Kapolres dan Dandim untuk penggalakkannnya di lapangan, termasuk sosialisasi ASN dan Non ASN yang woro-woro kepada warga yang masih nongkrong tidak memperdulikan kesehatan, untuk tidak keluar rumah jika tidak ada urusan penting," tegasnya.
(thr/osc)
[Gambas:Video CNN]