Update Corona Sumbar 6 Mei: 238 Positif, 38 Orang Sembuh

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 23:34 WIB
A health worker takes blood sample from a man at a coronavirus rapid test site in Tangerang, Indonesia, Tuesday, April 21, 2020. Indonesian President Joko Widodo has banned people in the world's most populous Muslim-majority nation from returning to their hometowns to celebrate Eid al-Fitr holiday that marks the end of the holy fasting month of Ramadan, amid warnings from health experts that the country could face an explosion of coronavirus cases unless the government takes stricter measures. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Ilustrasi petugas kesehatan khusus penanganan virus corona (AP/Tatan Syuflana)
Padang, CNN Indonesia -- Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Barat mengumumkan ada 17 kasus baru positif virus corona, sehingga total ada 238 hingga Rabu (6/5). Dari jumlah itu, sebanyak 38 sembuh dan 16 orang meninggal dunia.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal memaparkan penambahan 17 kasus baru terjadi di sejumlah daerah. Penambahan 6 kasus terjadi di Kota Padang yang berasal dari klaster Pasar Raya Padang dan Pengambiran.

Mereka adalah ibu rumah tangga, mahasiswa, pedagang, tenaga kesehatan, dan pegawai Dinas Pekerjaan Umum. Semuanya melakukan isolasi mandiri di rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian ada penambahan 5 kasus di Kabupaten Agam. Kelimanya merupakan wanita yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Baso. Mereka kini isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Kemudian, ada penambahan 3 kasus di Kota Payakumbuh. Ketiganya tertular dari warga setempat yang lebih dahulu positif terinfeksi virus corona.

Selebihnya terjadi di Solok Selatan, yakni tiga kasus. Hal ini merupakan yang pertama bagi kabupaten itu. Mereka adalah ibu rumah tangga, mahasiswa, dan guru.

Dua orang di antaranya melakukan isolasi mandiri di rumah. Sisanya, yakni satu orang lagi dirawat di Semen Padang Hospital. Dia adalah ibu rumah tangga, yang berusia 80 tahun.

Dari total 238 kasus positif di Sumbar, di Padang ada 137, Padang Panjang 19, Pesisir Selatan 16, Dharmasraya 13, Bukittinggi 6, Payakumbuh 10, Tanah Datar 7, Kabupaten Solok 5, Padang Pariaman 5, Mentawai 4, Agam 9, Pasaman 2, Pariaman 1, Pasaman Barat 1, dan Solok Selatan 3.
Kini di Sumbar juga terdapat 502 pasien dalam pengawasan (PDP). Sebanyak 60 orang di antaranya masih dirawat sambil menunggu hasil tes laboratorium keluar, sedangkan 441 orang dinyatakan negatif dan 2 orang melakukan isolasi mandiri.

Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) yang masih dipantau berjumlah 262 orang. Sebanyak 135 orang dikarantina pemda dan 127 isolasi mandiri. Ada 8.376 orang yang telah selesai dipantau.

Gelontorkan Rp1,2 M Beli Reagen

Dalam menanggulangi virus corona, Pemprov Sumatera Barat menggelontorkan dana Rp1.233.750.000 untuk membeli reagen. Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday mengatakan bahwa dana Rp1,2 miliar lebih dipakai untuk membeli reagen pada tahap pertama, yakni Maret, April, dan Mei.

Reagen adalah bahan yang digunakan dalam reaksi kimia untuk menganalisis dan mendeteksi adanya virus. Dalam hal ini reagen digunakan untuk tes PCR guna memeriksa ada atau tidaknya virus corona.

"Dana itu untuk membeli tiga paket reagen," ujar Merry kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/5).
Pemprov Sumatera Barat menyerahkan semua reagen itu untuk tes PCR di Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Anggota DPRD Sumbar, Arkadius menyebutkan dana untuk membeli reagen itu termasuk dalam dana penanganan Covid-19 tahap pertama yang berjumlah Rp200 miliar. Selain reagen, dana tersebut juga dialokasikan untuk keperluan lain namun masih terkait penanganan corona.

"Total dana tahap pertama dan kedua yang diajukan sebanyak Rp507 miliar. Dana itu untuk membeli alat pelindung diri, reagen, melakukan isolasi, jaring pengaman sosial, dan lain-lain," kata Arkadius.

"DPRD sudah menyetujuinya dengan catatan Pemprov Sumbar harus memikirkan program rekoveri ekonomi Sumbar setelah korona berakhir," tambahnya.
Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi, Andani Eka Putra, mengatakan bahwa dana Rp1.233.750.000 itu bisa dipakai untuk memeriksa ribuan sampel. Hingga kini pihaknya sudah memeriksa 6.500 sampel sejak mulai menguji sampel pada 24 Maret. Sekitar 15 sampel di antaranya dari Provinsi Bengkulu, yakni Kota Bengkulu dan Muko-Muko.

"Hitungannya, bahan baku reagen untuk memeriksa satu sampel senilai kurang lebih Rp600 ribu. Kalikan saja berapa sampel yang bisa diperiksa dengan dana Rp1.233.750.000.," ucapnya," ucap Andani.

"Kami berusaha hemat membeli dan memakai reagen. Di Jakarta bahan baku untuk memeriksa satu reagen Rp1 juta. Tarif pemeriksaan satu sampel di Jakarta, Rp1,7 juta," tambahnya. (adb/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER