Hari ke-10 PSBB Surabaya, Kasus Positif Meningkat Tajam

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mei 2020 04:44 WIB
Petugas medis berjalan melewati fasilitas baru untuk pasien anak yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (30/4/2020). Kapasitas ruangan untuk penanganan pasien Corona RS tersebut bertambah dari sebelumnya dilakukan di tiga lantai Gedung Kiara (lantai 1, 2, dan 6) menjadi empat lantai dengan tambahan di lantai 4. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Ilustrasi perawat khusus pasien virus corona (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Surabaya, CNN Indonesia -- Kasus positif virus corona (Covid-19) di Surabaya, Jawa Timur masih terus meningkat meski sudah 10 hari menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Bahkan lebih tinggi dari Gresik dan Sidoarjo yang juga menerapkan PSBB bersama Surabaya.

"Surabaya naiknya tinggi, upayanya harus jauh lebih tinggi dari Gresik dan Sidoarjo, jadi mohon maaf ini kajian dari sisi ilmiah, enggak ada kaitannya dengan sisi politis, di ilmiah demikian," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, di Surabaya, Kamis (7/5).

Dalam catatan Joni, sebelum PSBB terhitung dari 20 - 27 April, jumlah kasus di Surabaya tercatat sebanyak 74 kasus. Sedangkan saat pelaksanaan PSBB dari tanggal 28 - 7 Mei, Surabaya mengalami penambahan sebanyak 218 kasus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian di Kabupaten Gresik, sebelum PSBB dari 20 - 27 April, kasus bertambah sebanyak 2 orang. Sedangkan saat penerapan PSBB 28 April - 7 Mei, kasus malah bertambah sebanyak 11 orang.

Lalu di Sidoarjo, sebelum PSBB 20 - 27 April tercatat ada penambahan sebanyak 24 kasus. Sementara saat pelaksanaannya 28 April - 7 Mei, terjadi penambahan sebanyak 72 kaus.
Joni memaparkan jumlah kasus di Surabaya tercatat mencapai 592 pasien hingga Kamis (7/5). Lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Sidoarjo dengan 152 pasien dan Gresik dengan total pasien positif sebanyak 37 orang.

Begitu juga dengan angka kasus kematian atau mortalitas. Di Surabaya tercatat ada 78 orang. Jumlah itu lebih banyak ketimbang Sidoarjo sebanyak 16 orang dan Gresik berjumlah 6 orang.

"Kematian memang ekstrem, di Surabaya naiknya paling tinggi, diikuti Sidoarjo dan Gresik, kematian sama-sama naik," kata Joni, yang juga Direktur RSUD dr Soetomo, Surabaya ini. 

Tak hanya itu, kata Joni, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Surabaya juga terus mengalami kenaikan. Kini tercatat ada 1.461 orang, sedangkan dua daerah lainnya yakni Sidoarjo sebanyak 214 PDP dan Gresik dengan 158 PDP.

"Kasus PDP, yang dirawat untuk Gresik dan Sidoarjo sudah mulai landai atau bahkan menurun, kalau trennya menggembirakan. Cuma kalau Surabaya trennya masih naik," kata dia

Sementara untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Surabaya tercatat ada 2.881 orang. Sementara Sidoarjo 832 dan Gresik 1.335 orang. Joni mengatakan jumlah ODP di Gresik dan Sidoarjo tersebut cenderung menurun.

"Saya kira perlu gerak yang lebih ketat dan lebih agresif di Surabaya. Untuk Gresik dan Sidoarjo cenderung turun berarti kegiatan pemantauannya bagus, sehingga menghasilkan ODP yang turun," ujarnya.
Joni lalu meminta agar masyarakat pemerintah dan masyarakat di Kota Surabaya bersama-sama memperketat physical distancing. Protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan juga tak boleh berhenti dipatuhi.

"Jenengan (kamu) lihat sendiri di Surabaya, enggak usah saya cerita, monggo dilihat sendiri. Jadi kalau mengharapkan langsung begini (kurva turun) ya, rasanya situasi kayak gini, yang kita lihat sehari-hari gini nggak mungkin," kata dia. (frd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER