Dua ABK Ternate di Kapal China Disebut Hilang Kontak 5 Bulan

CNN Indonesia
Minggu, 10 Mei 2020 02:14 WIB
Petugas menunjukkan bekas luka salah satu Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di PT. PBR Benjina tiba di PPN Tual, Maluku, Sabtu (4/4). Sebanyak 323 ABK WN Mynamar, Laos dan Kamboja diangkut menuju ke Tual dengan pengawalan KRI Pulau Rengat dan Kapal Pengawas Hiu Macan 004 sambil menunggu proses pemulangan oleh pihak Imigrasi. ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kelautan Perikanan/pras/14
Ilustrasi ABK. (ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kelautan Perikanan)
Ternate, CNN Indonesia -- Dua orang Anak Buah Kapal (ABK) asal Ternate, Maluku Utara, yang bekerja di kapal asing berbendera China disebut hilang kontak sejak Desember 2019.

Kedua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini merupakan kakak beradik bernama Muhammad Chasar Andika (22) dan Rio Muhammad Riogam (19). Ibu kandung keduanya, Ulfa Ali, menuturkan mereka sebelumnya mendaftar ke agen penyalur tenaga kerja PT NA yang berkantor di Tegal, Jawa Tengah.

"Mereka naik kapal Oktober 2019, kapal ikan tuna Fu Yuan Yu 01 dan 02. Keduanya terakhir kontak dengan orangtua pada bulan Desember 2019 lalu, saat berada di Singapura," kata Ulfa, Sabtu (9/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya kedua anaknya berangkat ke Pulau Jawa pada Agustus 2019 dan diinformasikan bekerja sejak September 2019. Ulfa mengaku terakhir berkomunikasi dengan Rio pada Desember 2019. Saat itu Rio berada di Singapura.

Ulfa mengisahkan saat bekerja Chasar dan Rio terpisah karena ditempatkan di dua kapal berbeda. Chasar di kapal Fu Yuan Yu 01, sementara adiknya Rio naik kapal Fu Yuan Yu 02. Kapal yang membawa Rio diperkirakan melaut hingga Argentina.

"Memang, anak kami berpisah dengan kapal berbeda. Kami berharap Kementerian Luar Negeri bisa fasilitasi anak kami kembali ke Ternate," ucap Ulfa sambil menangis.

Chasar dan Rio dikontrak selama 2 tahun. Namun kata Ulfa, sampai saat ini keduanya belum menerima gaji. "Awalnya mereka bilang mau cari pengalaman," tuturnya.

Ulfa pun sempat menelepon pihak perusahaan yang menyalurkan anak-anaknya. Saat itu seorang perempuan bernama Ella yang mengangkat teleponnya. Sayangnya, tak ada respons positif soal keberadaan anaknya.

[Gambas:Video CNN]
Bahkan, katanya, perekrut marah-marah saat ditanya kondisi kedua anaknya. Perusahaan juga mengancam jika anak-anaknya kembali tidak sesuai kontrak maka Ulfa harus membayar denda.

Pantai Gading

Selain kasus di atas, permasalahan ABK asal Indonesia juga menimpa seorang TKI asal Ternate bernama Rian Bahri, Warga Rua Kota Ternate. Ia dilaporkan meninggal karena sakit saat tengah berada di atas kapal Harvest-360 dalam pelayaran menuju Pelabuhan Abidjan, 19 Maret.

Keluarga almarhum melalui Penasehat Hukum (PH) Ridho Fhicry menyatakan Rian yang direkrut perusahan PT. DSB pada Agustus 2018 dikabarkan meninggal karena penyakit jantung. Namun, pihaknya belum menerima surat atau bukti sakit itu.

Pihak keluarga, kata kakak mendiang Rian, Ramdani Bahri, melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pantai Gading, sempat berusaha memulangkan jenazah Rian ke Indonesia.

Namun situasi pandemi Covid-19 di Pantai Gading membuat opsi tersebut tak memungkinkan dilakukan. Setelah 50 hari berada di rumah sakit, jenazah Rian diputuskan dimakamkan di Abidjan, Jumat (8/5).

"Kami awalnya dapat kabar dari KBRI bahwa adik kami sudah meninggal, dan akan dimakamkan di Afrika Barat. Kami dari pihak keluarga awalnya mau memulangkan jenazah almarhum hanya saja terkendala biaya serta pandemik Covid jadi pasrah saja," ungkap dia, kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/5).

Menteri Luar Negari Retno Marsudi di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020.Menl Retno Marsudi mengaku akan memulangkan 14 ABK yang diduga mengalami eksploitasi di kapal ikan China di Korsel. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Pihak Kementerian Luar Negeri maupun pihak perusahaan belum merespons kasus-kasus tersebut.

Sebelumnya, Menlu Retno Marsudi menyatakan pihaknya tengah menyelidiki dugaan perdagangan orang terkait WNI ABK kapal China yang meninggal yang dilarung di laut di Korsel.

(iel/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER