Kasus Positif Corona Kota Bogor Stagnan Sepekan Terakhir

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2020 18:29 WIB
Sejumlah pekerja mengikuti rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Aula Serba Guna Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Kemnaker melakukan rapid test COVID-19 terhadap 1000 pekerja dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional sebagai bentuk kepedulian pemerintah saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.
Ilustrasi tes cepat virus corona. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat stagnasi jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) dalam sepekan terakhir, diikuti penambahan kasus pasien sembuh meski tidak signifikan.

"Kita evaluasi, pertambahan per harian, tetap 93 kasus dalam empat hari terakhir ini, nihil positif. Sebelumnya, masih dalam sepekan ini juga pernah empat hari nihil positif yakni 91 kasus," kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/5).

Data per Minggu (10/5), Dinkes Kota Bogor mencatat sebanyak 93 kasus positif Covid-19, 243 kasus pasien dalam pengawasan (PDP), dan 1.208 kasus orang dalam pemantauan (ODP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merinci, sejak 3 Mei hingga 6 Mei kasus positif mencapai angka 91 kasus, kemudian bertambah dua kasus positif pada Kamis (7/5) lalu. Dalam kurun 7 hingga 11 Mei, perkembangan kasus positif Kota Bogor tidak berubah, masih 93 kasus.

Sedangkan untuk pasien sembuh, dalam sepekan terakhir tercatat enam orang pulih dan dipulangkan untuk kembali menjalani masa isolasi mandiri di rumah masing-masing. Secara keseluruhan, total sebanyak 19 pasien di Kota Bogor telah dinyatakan terbebas dari infeksi virus corona.

Sri Nowo menyebut data stagnasi itu bisa saja berubah jika hasil tes terdahulu keluar. Namun dia menyangkal stagnasi jumlah pasien positif disebabkan oleh tes PCR di Jawa Barat yang tidak bertambah.

Dia mengatakan Kota Bogor tetap menggelar PCR dan akan memperluas tes tersebut untuk mengetahui potensi-potensi penularan.

"Enggak [pengurangan jumlah PCR], tetap saja, rata-rata kita konsisten 40-50 PCR per hari, justru ke depan kita akan tingkatkan lagi," ujar Sri Nowo.

Ia pun berharap Kota Bogor bisa terus menekan jumlah pasien positif. Untuk mewujudkan itu, Sri Nowo  mengimbau seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) bekerja sama.

"Efek PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) mungkin saja, tapi kami tidak bisa menyimpulkan," kata dia.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim turut mengamini tren landai kasus positif meski tidak mulus dan sedikit fluktuatif.

Ia mengaku, turunnya angka kasus positif atas upaya Pemkot Bogor dalam melakukan penelusuran kontak dengan warga yang memiliki riwayat dan keterkaitan dengan beberapa klaster besar yang mendominasi kasus Covid-19.

"Analisis sementara klaster terbesar sudah berhasil diputus rantainya, seperti klaster Gowa, jemaah, itu sudah ya. Saat ini kita masih mewaspadai transmisi lokal," kata Dedie.

Selain penelusuran kontak, ia menilai PSBB cukup memberikan pengaruh meski tidak signifikan. Agar PSBB maksimal, ia menghimbau seluruh warga benar-benar menerapkan aturan PSBB serta protokol kesehatan.

"PSBB efektivitasnya hanya di bawah 50 persen ya, karena 8 sektor yang beroperasi dikecualikan itu merepresentasikan 70 persen," kata dia.

Upaya membendung penyebaran virus corona juga bertumpu pada pemerintah pusat. Dedie berkata penerapan PSBB harus dilaksanakan secara maksimal tanpa relaksasi dari pusat jika ingin menekan angka positif di daerah.

"Jadi jangan dulu ada kebijakan yang kontradiktif, supaya menjaga momentum terputusnya rantai klaster besar ke wilayah masing-masing," ujarnya. (khr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER