Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (
TMC) berupa hujan buatan untuk mengantisipasi
kebakaran hutan dan lahan di tiga provinsi besok, Selasa (12/5).
"Persiapan di posko [untuk TMC] hari ini, operasi mulai besok pagi," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (11/5).
Melalui keterangan pers, Ruandha menyatakan operasi TMC akan dilakukan pada dua posko yang bakal dibentuk hari ini. Kemudian modifikasi cuaca ini akan dilakukan selama 15 hari sejak Selasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama Posko Pekanbaru, meliputi wilayah Provinsi Riau dan sebagian Jambi. Kemudian Posko Palembang, meliputi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sebagian Jambi.
Selanjutnya TMC juga bakal dilakukan di Kalimantan, yakni di Posko Kalimantan Tengah-Kalimantan Selatan, Posko Kalimantan Barat dan Posko Kalimantan Timur-Kalimantan Utara.
Untuk proses di Kalimantan bakal dilakukan selama tiga minggu sampai satu bulan ke depan. Ini karena musim kemarau di sana datang lebih lama.
TMC bakal dilakukan dengan pesawat TNI-AU jenis Cassa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Pesawat ini punya kapasitas membawa 800 kilogram garam berbentuk bubuk.
Proses modifikasi cuaca sendiri dilakukan dengan menyemai awan agar terjadi hujan. Pesawat bakal membawa partikel higroskopik yang ditambahkan langsung ke dalam awan hujan.
KLHK mencatat setidaknya 3.474.687,72 restorasi gambut dilakukan dengan pembasahan melalui pembangunan dan pengoperasian 27.889 unit sekat kanal, rehabilitasi vegetasi seluas 4.438,70 hektare, dan suksesi alam seluas 306.112 hektare.
Nilai rata-rata Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) tercatat pada angka 0,55 meter pada tahun 2019 pada 10.690 unik titik kontrol penataan di 12 provinsi.
Kendati demikian, langkah KLHK mengantisipasi karhutla dinilai bisa bertabrakan dengan rencana Presiden Joko Widodo mencetak sawah di lahan gambut.
Beberapa pihak khawatir proses mencetak sawah justru merusak lingkungan gambut. Sedangkan lahan gambut seharusnya dilindungi untuk mengantisipasi karhutla berkepanjangan.
Badan Restorasi Gambut (BRG) menyetujui rencana cetak sawah. BRG menyatakan cetak sawah dilakukan di lahan gambut tipis.
Namun cetak sawah tidak boleh di atas lahan gambut tebal atau kubah gambut. Pasalnya, hal ini melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Kendati demikian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menemukan salah satu lokasi rencana cetak sawah berada di kubah gambut dalam kawasan konservasi.
Hal ini pun diakui oleh BRG. Kepala BRG Nazir Foead mengatakan terdapat sejumlah usulan lokasi cetak sawah dari pemerintah daerah yang berada di kubah gambut dalam kawasan hutan.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Sigit Hardwinarto belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com.
(fey/ugo)
[Gambas:Video CNN]