Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Pertahanan (
Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menyatakan perang melawan pandemi global virus corona (
Covid-19). Dia menyatakan Covid-19 adalah 'musuh tak terlihat', dan telah mengubah sendi-sendi kehidupan manusia.
Pernyataan sedang 'berperang' melawan corona itu diungkap Trenggono saat berdiskusi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melalui konferensi video, Jumat (22/5).
"Saat ini kami tengah merancang beberapa langkah strategis menghadapi "musuh tak terlihat ini" dengan titik berat membangun ketahanan pangan dan kesehatan agar bangsa ini siap menghadapi peristiwa ini jika terulang kembali," kata Trenggono dalam diskusi itu seperti dikutip dari melalui rilis yang diterima
CNNIndonesia.com, Sabtu (23/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trenggono membeberkan untuk persiapan di bidang kesehatan adalah melakukan transformasi di Universitas Pertahanan dengan mendirikan Fakultas Kedokteran Militer, Fakultas Farmasi Militer, dan Fakultas Teknik Militer.
"Kami ingin mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di bidang kesehatan, terus ada laboratorium farmasi dan virologi. Semua ini agar Ketahanan Kesehatan menjadi mandiri di masa depan," kata dia.
Sementara itu, di bidang pertahanan pangan Kementerian Pertahanan kata Trenggono tengah mencari lahan yang bisa digunakan untuk menyediakan cadangan pangan demi kepentingan nasional.
"Kami sedang melihat beberapa lokasi yang akan kita gunakan supaya bisa mendukung ketahanan pangan. Untuk merealisasikan ide cadangan pangan ini dibutuhkan konsistensi kebijakan karena butuh waktu lama untuk merealisasikannya," kata dia.
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu Trenggono menilai pandemi Covid-19 bisa dibilang merupakan ujian bagi ketahanan nirmiliter sebuah negara, terutama di sektor kesehatan dan pangan.
Itu, kata dia, membuka mata bahwa isu pertahanan tak hanay sekedar persoalan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Tapi, sambungnya, ketahanan militer seperti kesehatan pangan adalah hal strategis pula.
"Saya masih teringat usai dilantik oleh Pak Presiden Jokowi pada 25 Oktober 2019, ketika ditanya media soal pertahanan, saat itu saya nyatakan perang di masa depan itu salah satunya melawan penyebaran virus dan penyakit," kenangnya.
Pandemi virus corona berawal dari kota Wuhan, China, yang disinyalir mulai mewabah sejak Desember tahun lalu. Sejak saat itu, virus berbentuk mahkota ini sudah menerpa hampir seluruh negara di dunia. Per 22 Mei 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 4.995.996 kasus positif corona, di mana angka kematian telah mencapai 327.821 jiwa.
Sementara itu di Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret lalu, per 22 Mei kasus positif mencapai 20.796 orang, di mana 5.057 sembuh dan 1.326 meninggal.
Pemerintahan Jokowi sendiri tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan kembali masyarakat beraktivitas, namun dibatasi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dia menyebutnya sebagai The New Normal merujuk pada pedoman WHO.
Pada 7 Mei lalu, lewat media sosialnya, menyatakan hingga ditemukan vaksin yang efektif, semua orang harus berdamai dengan Covid-19.
Pihak Istana Kepresidenan kemudian menegaskan, berdamai itu bukan berarti menyerah, namun menyesuaikan diri dalam kehidpan yang baru dengan protokol pencegahan Covid-19.
(tst/kid)
[Gambas:Video CNN]