Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Humas
Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebut orang tak dikenal (OTK) yang menyerang Markas Polsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan sebagai 'lone wolf'. Penyerangan berujung satu anggota polisi tewas itu terjadi Senin (1/6) dini hari.
Istilah lone wolf kerap kali digunakan aparat bagi terduga teroris yang melakukan aksinya secara mandiri atau sendirian.
"Jadi masyarakat sudah mengetahui, ada Polsek di sana (Kalimantan Selatan) yang diserang oleh laki-laki. Dia adalah lone wolf," kata Argo di Mabes Polri, Selasa (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menjelaskan hasil penyelidikan sementara didapati bahwa pelaku sebelum melakukan penyerangan memahami dan mempelajari sendiri via internet. Meski demikian, Jenderal bintang dua itu tidak merinci hal-hal yang dipelajari oleh pelaku dari internet. Termasuk soal motif penyerangan, Argo juga tak memberi penjelasan.
"Dia bisa mempelajari suatu pengetahuan itu dari internet. Sehingga dia rajin membaca sendiri, membayangkan sendiri, akhirnya dia memprediksi sendiri," lanjut dia.
Sampai saat ini Densus 88 Antiteror Polri masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku.
Sebelumnya polisi menemukan sejumlah dokumen dan barang dari tangan pelaku, di antaranya syal dan kartu identitas ISIS, selembar surat wasiat yang bertulis tangan, serta Alquran kecil.
"Memang benar ada dokumen ISIS. Sekarang masih kita dalami sejauh mana keterlibatan pelaku dengan kelompok itu," kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i, Senin (1/6).
Dalam penyerangan itu, satu anggota polisi, Brigadir Leo Nardo Latupapua meninggal dunia akibat terkena sabetan pedang. Selain menyerang petugas, pelaku juga membakar mobil patroli polsek.
Tindakan brutal pelaku tersebut berhasil dihentikan setelah polisi menembak pelaku. Hal itu dilakukan karena pelaku memberikan perlawanan saat hendak ditangkap.
(mjo/osc)
[Gambas:Video CNN]