Ombak Tinggi, Lima Nelayan Hilang di Perairan Wakatobi

CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2020 18:42 WIB
Seorang nelayan memperlihatkan foto kapal yang setengah tenggelam di Perairan Wakatobi.
Nelayan memperlihatkan fto kapal tenggelam kepada petugas Basarnas di Wakatobi. (Dok Basarnas Kendari)
Kendari, CNN Indonesia -- Kapal Motor (KM) Dua Putri dilaporkan mengalami kebocoran usai dihantam ombak tinggi di sekitar Perairan Wakatobi, atau di ujung Pulau Sulawesi, Selasa (2/6). Lima nelayan di antaranya hilang.

Kepala Badan SAR (Basarnas) Kendari Aris Sofingi dua dari tujuh penumpang berhasil ditemukan selamat oleh nelayan Desa Waha sekira pukul 08.00 WITA, yakni La Jusri (30) dan Ikbal (16).

"Keseluruhan korban adalah warga Batu Atas Kabupaten Buton Selatan," kata Aris Sofingi, Rabu (3/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, lima orang awak kapal lainnya yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang antara lain La Kaslin, Ali Pini, La Pani, La Wiwin dan La Lulu.

Aris menyebut nelayan menemukan KM Dua Putri dalam posisi setengah tenggelam di laut sekitar 3 nautical mile dari lokasi pertama kali kapal bocor, pada Selasa (2/6) sekitar pukul 14.20 WITA.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Kendari, Polair Wanci, Pos AL Wanci, Polres Wakatobi dan nelayan setempat terus melakukan pencarian.

"Hari kedua ini kami terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang," katanya.

Ilustrasi Bencana Alam TsunamiIlustrasi ombak tinggi. BMKG sebelumnya sudah memperingatkan ombak tinggi di sekitar Laut Banda. (Foto: WikiImages/Pixabay)
Di hari yang sama, Selasa (2/6), dan di lokasi yang juga tak jauh dari Laut Banda, tepatnya di sekitar Pulau Kur, Maluku Tenggara, sebuah kapal motor membawa satu keluarga beranggotakan sepuluh orang mengalami hilang kontak.

"Peristiwa itu terjadi pada Selasa (02/6) pukul 09.50 WIT," kata Kepala Basarnas Ambon Muslimin, melalui pesan resmi, Selasa (02/6) malam.

Ia mengatakan korban yang hilang kontak antara lain Lapuji Tatroman (29), Amir Jali Tatroman (20), Joni Tatroman (16), Umar Tatroman (16), Abu Fakir Tatroman (18), Aisya Tatroman (40), Base Tatroman (26), Jalila Tatroman (25), Waisya Tatroman (26), dan Afrizal Tatroman (14).

Awalnya, kata Muslimin, enam buah kapal membawa tim sepak bola dan supporter bertolak dari pelabuhan Desa Kanara Kepulauan Kur Kabupaten Maluku Tenggara menuju pulau Mangur Kecamatan Kur Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.

Di tengah perjalanan di perairan Hirit, kapal yang hilang kontak tersebut berpisah dan mendahului lima kapal lainnya untuk menuju Desa Mangur. Namun, yang lebih awal tiba ialah lima kapal itu. Sementara kapal 10 penumpang belum bersandar.

Lima kapal motor, kata Muslimin, sempat melakukan pencarian seputar perairan pulau Hirit Kabupaten Maluku Tenggara namun pencarian nihil akibat terkendala cuaca.

Kapolsek Pulau Kur Kabupaten Maluku Tenggara meminta bantuan kepihak Basarnas Ambon terkait kapal hilang kontak pada pukul 20.55 WIT.

Basarnas Ambon langsung mengirimkan KN Salawaku milik KPLP Tual menuju lokasi pencarian kapal hilang kontak di perairan pulau Hirit Maluku Tenggara.

Infografis Tips Jaga Diri dalam Kecelakaan KapalFoto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi
"Kita kirimkan kapal besar karena cuaca dan gelombang di sana kurang membaik, dan pencarian melibatkan team pos SAR Tual, PLP, TNI dan Polri," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memperingatkan gelombang tinggi di sekitar perairan tersebut.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari Adi Istiyono menyebut karakteristik perairan bagian Timur Indonesia pada Mei, Juni, hingga Juli berkategori tinggi.

"Itu termasuk Wakatobi, Menui, dan Laut Banda," kata Adi saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Ia menyebut saat ini terjadi angin timur dengan kecepatan 5 sampai 20 knot. Dengan kecepatan angin macam ini, bisa memicu energi pembentukan gelombang tinggi.

"Saat angin timuran itu, biasanya jadi trigger," katanya.

Rata-rata, lanjut Adi, tinggi gelombang dalam tiga bulan itu adalah 2,5 meter sampai 4 meter. Tinggi gelombang yang cukup ekstrem ini sangat berbahaya bagi kapal nelayan, kapal penumpang yang berukuran kecil.

"Seperti kapal kayu yang biasa memuat penumpang sangat berbahaya. Termasuk kapal nelayan," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat nelayan untuk waspada terhadap tinggi gelombang. Rekomendasi BMKG ini juga telah disampaikan kepada syahbandar yang jadi otoritas melarang dan membolehkan kapal berangkat.

"Selama sepuluh tahun saya amati, ini sudah jadi karakteristik perairan timur Indonesia," tutupnya.

(pnd/sai/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER