Jakarta, CNN Indonesia --
Kejaksaan Agung mengembalikan berkas dan dokumen penyelidikan kasus
Paniai Berdarah kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (
Komnas HAM), untuk kedua kali. Tim Penyelidik Komnas HAM untuk Perisitiwa Paniai, Munafrizal Manan, pengembalian ini adalah bukti yang kuat bahwa Kejagung belum serius menangani kasus ini.
"Kami menerima berkas ini 20 Mei, ini kedua kalinya berkas dikembalikan oleh Kejagung. Pengembalian berkas penyelidikan yang kedua ini juga disertai dengan argumentasi yang mirip dengan sebelumnya," kata Rizal dalam video conference, Kamis (4/6).
Rizal mengatakan Komnas HAM menerima pengembalian berkas tersebut dalam kurun waktu 37 hari sejak dikirimkan ke Kejaksaan Agung pada 14 April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembalian berkas penyelidikan kasus Paniai ini merupakan pengembalian yang relatif cepat dibandingkan dengan pengembalian berkas penyelidikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat lainnya.
Ia memaknai pengembalian berkas yang relatif cepat ini sebagai sinyalemen kuat kasus Paniai akan mandek dan tidak menemukan jalan keluar.
"Kasus-kasus tersebut telah bertahun-tahun mandek, berpotensi mengarah menjadi impunitas, dan menjadi utang keadilan bagi negara hukum kita," ujarnya.
Ia mengatakan Presiden Joko Widodo harus mendorong kepastian politik hukum untuk memastikan kasus Paniai diproses sesuai dengan prinsip HAM. .
"Terlebih lagi ini merupakan janji presiden sendiri yang secara langsung disampaikan di depan masyarakat Papua pada Desember 2014, beberapa hari pasca peristiwa Paniai tersebut," ujarnya.
Kasus Paniai ialah insiden yang terjadi pada 8 Desember 2014 saat warga sipil melakukan aksi protes di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Paniai.
Warga saat itu berkumpul untuk memprotes pengeroyokan oleh aparat TNI terhadap pemuda yang sedang melakukan pengamanan jelang Natal.
Empat pelajar tewas di tempat usai ditembak, diduga oleh pasukan gabungan militer. Sedangkan satu orang lagi tewas setelah menjalani perawatan di rumah sakit beberapa bulan. Sementara 17 orang lainnya luka-luka akibat peristiwa itu.
KontraS mencatat lima orang yang tewas bernama Otianus Gobai (18 tahun), Simon Degei (18 tahun), Yulian Yeimo (17 tahun), Abia Gobay (17 tahun), dan Alfius Youw (17 tahun).
(mln/wis)
[Gambas:Video CNN]