Banjir Rob di Muara Gembong Bekasi Rendam 2.250 KK

CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2020 14:03 WIB
Sejumlah warga melintasi banjir rob di Muarareja, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (9/6). Ratusan rumah warga terutama kampung nelayan di daerah pantai utara terendam banjir rob mencapai tinggi 30 sentimeter sehingga mengganggu aktivitas warga. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc/16.
Ilustrasi banjir pesisir kawasan pantai Jawa Utara. (Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir pesisir atau rob masih menggenangi lima desa di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/6) pagi. Banjir yang terjadi sejak (3/6) lalu memiliki ketinggian air variatif hingga mencapai 60 sentimeter atau setinggi paha orang dewasa.

Banjir yang melanda total 2.250 Kepala Keluarga (KK) ini disebut-sebut warga setempat sebagai banjir terparah yang pernah melanda kawasan Muara Gembong selama ini.

"Dari 3 Juni kami mendapatkan laporan dari warga, Kepala Desa di sana, memang terjadi banjir hampir satu pekan ini. Baru kali ini banjir rob cukup tinggi, paling parah dari tahun sebelumnya," kata Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bekasi Andika Rahman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (8/6).

Andika merinci kelima desa tersebut yaitu Desa Pantai Mekar warga terdampak 500 KK, Desa Pantai Sederhana 400 KK, Desa Pantai Bahagia 800 KK, Desa Pantai Bakti 300 KK serta Desa Harapan Jaya 250 KK. Ketinggian air paling tinggi terjadi di Desa Pantai Bahagia dengan ketinggian air sekitar 30-60 cm.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampaknya lumayan juga, terutama yang jelas, di samping pemukiman, tambak ikan dan udang warga ikut terendam," ujarnya.

Meski tidak merinci jumlah kerugian warga, namun Andhika mengaku mendapatkan banyak keluhan dari warga. Di tengah pandemi virus corona (covid-19) yang membuat perekonomian lesu, banjir rob seperti menambah beban kerugian warga sekitar pantai.

Andhika mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas terkait perihal lahan hijau dan tambak yang terdampak banjir rob.

BPBD Kabupaten Bekasi juga mulai menemukan kasus warga gatal-gatal terdampak banjir, sehingga pihaknya turut meminta bantuan Puskesmas setempat.

"Kami sudah koordinasi juga dengan pihak Puskesmas beberapa lalu karena adanya gatel-gatel warga, [Puskesmas] agar melakukan tindakan pengecekan wilayah terdampak," tuturnya.

Andika menyebut sejauh ini pihaknya hanya melakukan upaya pemantauan yang dilaksanakan di lapangan bersama pihak Desa dan Kecamatan setempat. Selain itu, ia juga melakukan pendataan jumlah warga terdampak banjir serta usaha kepemilikan yang turut merugi.

"Untuk penanganan di Lapangan, kami terjunkan satu tim beserta peralatan, satu tim 10 orang, perahu karet ada 4," kata dia.

BPBD Kabupaten Bekasi tidak memilih menggunakan bantuan pompa air yang kemudian disalurkan kembali ke laut, menurutnya hal itu sia-sia belaka karena air laut akan kembali naik, utamanya pada sore hari menjelang Maghrib.

Andika mencatat tidak ada warga yang secara resmi mengungsi, Pemkab Bekasi juga belum menyediakan pos pengungsian sejauh ini. Warga mengungsi sementara ke rumah kerabat terdekat yang tidak terdampak. Usai banjir surut keesokan paginya, mereka kembali ke rumah. Andika menyebut siklus aktivitas warga itu terus berulang hampir sepekan ini.

"Warga mengungsi ke sanak saudara dekat, karena kalau air surut, Subuh mereka kembali lagi ke rumah," ujarnya.

Terkait antisipasi dan penanganan pencegahan banjir rob kedepannya, Andika belum bisa memastikan langkah pasti. Namun ia menyebut Pemkab Bekasi belum memiliki rencana dalam waktu dekat untuk membangun tanggul beton penahan gelombang pasang air laut.

"Sejauh ini memang belum ada ya [rencana pembangunan tanggul]. Pembangunan tanggul di Wilayah Muara Gembong juga bisa dibilang agak sulit ya, karena pemukiman warga benar-benar berdampingan, akses mendekati pantai," kata Andika.

Sebelumnya, Banjir rob dengan ketinggian air hingga 110 sentimeter juga terjadi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Utara Adrian Mata Maulana menyebut banjir rob disertai tanggul jebol memperparah ketinggian air.

Adrian mengaku proses perbaikan tanggul jebol sepanjang 20 meter masih terus digarap. Per Minggu (7/6) kemarin, progres perbaikan masih kurang 30 persen. Adrian turut menyatakan bahwa pihaknya sejauh ini telah mendukung menyusutkan ketinggian air dengan mengerahkan sebanyak 11 unit pompa air. (khr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER