Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah orang tua murid mendatangi
sekolah karena bingung dan panik ketika mendaftarkan anaknya dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (
PPDB) di
Jawa Barat.
Pendaftaran PPDB di Jabar digelar mulai Senin (8/6) lalu. Akibat pandemi
virus corona (Covid-19) corona, PPDB dilakukan sepenuhnya via internet atau dalam jaringan (daring).
Namun Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Bandung Iwan Hermawan mengaku masih menemukan puluhan orang tua datang ke sekolahnya. Mereka bingung menginput data PPDB secara daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kepanikan juga, karena hari pertama
server-nya sempat
down sampai jam satu siang. Karena ada kepanikan ya mereka datang ke sekolah," tuturnya kepada
CNNIndonesia.
com melalui sambungan telepon, Rabu (10/6).
Ia mengatakan sejak Senin lalu (8/6), setidaknya ada 50 orang tua per hari yang datang ke sekolah. Mereka tak datang secara bergerombol.
Di antaranya ada yang datang karena tak punya akses internet. Namun ada juga yang datang karena bingung dengan mekanisme PPDB daring.
"Banyak yang menanyakan gimana cara daftar, mereka bawa map untuk daftar. Berarti ini informasi [soal PPDB daring] tidak sempurna ke orang tua peserta didik baru," ujarnya.
Hal serupa pun diakui Kepala Sekolah SMK Negeri Karangjaya di Tasikmalaya, Junjun. Selama tiga hari ke belakang sekolahnya juga menerima kedatangan siswa yang ingin mendaftar PPDB.
"Ini terjadi di mana-mana. Kesiapan masyarakat, khususnya orang tua, tentang PPDB online memang belum maksimal. Banyak yang belum menguasai," katanya kepada
CNNIndonesia.
com.
Untuk itu, katanya, umumnya SMA dan SMK masih membuka pelayanan PPDB untuk membantu siswa dan orang tua mendaftar PPDB. Pihak sekolah juga kerap membantu menginput data siswa secara daring.
Kendati masih mendapati siswa datang di tengah pandemi, Junjun mengaku semua siswa mematuhi protokol kesehatan. Mereka datang dengan masker dan menjaga jarak.
Jumlah yang datang juga tak membludak. Dia menduga karena SMKN Karangjaya berlokasi di wilayah pinggiran sehingga tidak terlalu banyak yang ingin mendaftar di awal PPDB.
Kepala Sub-Bagian Perencanaan dan Pelaporan Dinas Pendidikan Jawa Barat Edy Purwanto mengatakan pihaknya memberikan kewenangan sekolah membantu pendaftar PPDB jika terdapat kesulitan. Dengan kata lain, tidak mutlak harus dilakukan di rumah via internet.
"Utamanya yang kesulitan akses internet dan kesulitan dalam memasukan input dokumen persyaratan PPDB sesuai jalur yang dipilih," ungkapnya kepada
CNNIndonesia.
com melalui pesan singkat.
Edy mengatakan tiap sekolah juga sudah ditugaskan membentuk Satuan Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Satgas ini diinstruksikan mengatur pelayanan PPDB di sekolah.
Hingga hari ini, ia mengaku pihak Disdik Jabar belum menerima laporan antrean peserta PPDB di sekolah. Sekolah rutin melakukan laporan evaluasi pelaksanaan PSBB setiap hari ke Disdik Jabar.
"Karena pada dasarnya data sudah disiapkan dari awal. Dan saat ini tinggal melakukan pendaftarannya saja," tuturnya.
Perkara kendala server, katanya, juga sudah diatasi pihak Disdik Jabar. Namun ia tetap meminta sekolah memberi bantuan pendaftaran untuk siswa secara langsung.
Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan sekolah melakukan PPDB daring di tengah corona. Namun tak semua daerah mengaku siap melakukan PPDB daring sepenuhnya.
Menurut catatan Kemendikbud, ada 293 kabupaten/kota yang tak mampu melakukan PPDB daring, dan 221 kabupaten/kota menyatakan mampu.
Pusat Data dan Informasi Kemdikbud memproyeksi ada 13.668.764 yang lulus tahun 2020 dan bakal jadi peserta didik baru. Rinciannya sebanyak 2.325.914 siswa lulus PAUD, 4.082.808 siswa lulus SD, dan 3.177.234 siswa lulus SMP.
(fey/bmw/ugo)
[Gambas:Video CNN]