Jakarta, CNN Indonesia -- Sepekan terakhir, Indonesia dihadapkan dalam beberapa peristiwa
bencana alam seperti banjir pesisir atau rob dan gempa bumi.
Di wilayah Jakarta Utara, banjir rob menggenangi beberapa daerah, yakni Muara Angke dan Kawasan Perumahan Pantai Mutiara pekan lalu.
Bahkan, banjir rob itu menggenangi kawasan elite di Jakarta Utara, bukan hanya kampung nelayan yang memang jadi langganan air dari lautan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Insaf mengatakan rob terjadi akibat tanggul yang jebol.
Di Muara Angke, Rob mematikan aktivitas warga setempat. Saat tim
CNNIndonesia.com mengunjungi Muara Angke pada Senin (8/6) masih terlihat genangan air di beberapa titik.
Selain Jakarta, rob juga menggenangi lima desa di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/6) pagi. Banjir yang terjadi sejak (3/6) lalu memiliki ketinggian air variatif hingga mencapai 60 sentimeter atau setinggi paha orang dewasa
Banjir rob juga melanda Pekalongan pada Rabu (3/6) akibat naiknya permukaan air laut. Kenaikan volume banjir mengalami pasang surut dalam sepekan terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan menyampaikan setidaknya per Rabu (3/6) sebanyak 150 warga di sejumlah kelurahan sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
 Petugas melakukan pembersihan sisa-sisa air yang menggenangi sejumlah rumah warga di Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Jakut, 8 Juni 2020. (CNN Indonesia/ Thohirin) |
Gempa dalam Sepekan Terakhir
Bukan hanya banjir rob, gempa bumi di atas magnitudo 5,0 juga beberapa kali melanda sejumlah wilayah Indonesia. Gempa, yang hiposentrum umumnya berada di lautan tersebut sejauh ini tak ada yang berpotensi tsunami.
Terkini, gempa berkekuatan magnitudo 5,0 dan 5,7 terjadi di bagian utara Provinsi Maluku dan Samudera Hindia di barat Sumatera--sekitar 28 kilometer dari Mukomuko, Bengkulu, Rabu (10/6) siang.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,0 mengguncang Pulau Buru, Maluku. Gempa yang juga berada di lautan itu terasa guncangannya hingga ke Ambon, Selasa (9/6).
Dalam keterangannya, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan gempa bumi, ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).
Sehari sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah Maluku Utara dan Banten.
Rangkaian gempa di Banten terjadi dari mulai Minggu (7/6) hingga Senin (8/6). Pada hari Senin, gempa berkekuatan 4,0, 2,6, dan 3,3 terjadi pada Sein dii hari pada pukul 00.23, 05.26, dan 14.33 WIB.
Sementara itu pada Minggu, BMKG mencatat setidaknya sembilan gempa menggoyang kawasan tersebut dalam kurun waktu tiga jam sejak pukul 19.00 - 22.00 WIB.
Kala itu, Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Tangsel, Sutiyono, rangkaian gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas tektonik.
Sebelumnya, pada Kamis (4/6), gempa berkekuatan magnitudo 5 mengguncang Maluku Utara pada pukul 20.12 di mana episentrum berada di sekitar 122 km barat laut Jailolo. Gempa terjadi pada pukul 20.12 WIB.
Beberapa jam sebelumnya, pukul 15.49 WIB, gempa berkekuatan 7,1 terjadi di Maluku Utara, sekitar 89 km lautan barat laut Daruba. Guncangan gempa itu tak hanya dirasakan di kawasan Maluku Utara, seperti di Ternate. BMKG melansir guncangan gempa itu terasa hingga ke Manado, Bitung, Minhasa, dan Bolaang Mongondow.
Siang harinya, gempa berkekuatan 4,8 mengguncang Sabang, Provinsi Aceh. Dalam peristiwa itu enam unit rumah mengalami kerusakan.
Sehari sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Bali. Episentrum gempa uang terjadi pada pukul 22.54 WIB (3/6) itu berada 132 km dari Pulau Saringi.
Wilayah Indonesia sendiri terbilang cukup sering mengalami gempa. Setidaknya ada beberapa alasan untuk menjelaskan hal tersebut.
Pertama adalah Indonesia memiliki energi vulkanis yang terpendam karena berada di wilayah cincin api (
ring of fire), Nusantara menjadi pertemuan 3 lempeng bumi (Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia).
(mln/kid)
[Gambas:Video CNN]