Kemenag Sebut Rp2,36 Triliun untuk Pesantren, Bukan Ustaz

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 19:42 WIB
Petugas mengecek suhu santri yang baru datang di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020). Pemerintah setempat melakukan cek suhu badan dan penyemprotan cairan disinfektan kepada rombongan 15 bus berisi sekitar 800 orang santri asal Kabupaten Pekalongan yang pulang dari Pondok Pesantren (Ponpes) Api Tegal Rejo Magelang dan Ponpes Lir Boyo Kediri untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.
Petugas mengecek suhu badan santri yang baru datang di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menjelaskan alokasi dana Rp2,36 triliun yang dikucurkan pemerintah untuk pondok pesantren selama fase new normal pandemi virus corona. Dia mengatakan dana itu bukan untuk ustaz.

"Itu untuk dua poin, pertama untuk bantuan operasional pesantren, lalu untuk membantu pembelajaran daring pesantren," kata Kamaruddin kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/6)


Kamaruddin menjelaskan bantuan sebesar Rp2,36 triliun itu merupakan usulan Kemenag kepada Kementerian Keuangan. Tujuannya untuk membantu meringankan beban pesantren saat menjalankan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merinci komponen biaya operasional pesantren itu bisa diperuntukkan bagi pengadaan listrik, alat pelindung diri santri, hand sanitizer hingga renovasi tempat wudu ketika mulai dibuka kembali.

"Tapi itu anggaran belum turun. Baru diusulkan oleh Menag ke Kemenkeu," kata dia.

Tak hanya itu, Kamaruddin juga menargetkan nantinya 75 persen pesantren di seluruh Indonesia akan mendapatkan bantuan tersebut.


Ia pun telah menyusun petunjuk teknis penyaluran dana bantuan tersebut ke pesantren-pesantren yang masuk daftar Kemenag.

"Iya [75 persen pesantren penerima bantuan sudah ada daftarnya]. Jadi kita sudah buat juknisnya," kata Kamaruddin.

Santri disemprot cairan disinfektan sebelum masuk ke dalam bus di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/3/2020). Berbagai pondok pesantren di Jombang memilih memulangkan santri-santrinya ke daerah asalnya, termasuk pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sedikitnya 7 ribu santri dipulangkan secara bertahap untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.Para santri disemprot cairan disinfektan sebelum masuk ke bus di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/3/2020). (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)
Kamarudin menyampaikan para ustaz di pesantren yang terkena dampak virus corona tak memperoleh bantuan dari pos anggaran tersebut. Dia mengatakan para ustaz akan mendapatkan bantuan melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dikelola oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

"Ya [anggaran Rp2,3 triliun] hanya untuk pesantrennya, untuk pesantren saja. Lalu untuk ustaz-ustaz pesantren itu nanti diusulkan untuk dibantu oleh Kemensos dan Kemendes, melalui BLT," kata Kamaruddin.

Kamaruddin mengatakan ustaz yang akan mendapatkan BLT dari Kemensos salah satunya mereka yang belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sementara ustaz yang sudah menerima bantuan dari pemerintah, baik Kemensos, Kemendes maupun Pemda tak akan menerima bantuan kembali.

"Jadi enggak ada anggaran dari Kemenag untuk bantuan ustaz tadi. Tapi nanti akan dikoneksikan dengan Kemensos dan Kemendes. Jadi program yang sudah ada diarahkan ke ustaz itu," kata dia.


Selain itu, Kamaruddin juga mengatakan pihak Kemenag sendiri sudah memiliki data ustaz yang belum menerima bantuan dari pemerintah selama pandemi corona ini. Nantinya, kata dia, data itu akan disinkronkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos.

Sebelumnya, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah bakal mengucurkan Rp2,36 triliun untuk pesantren jelang penerapan fase new normal.

Muhadjir juga meminta Kemenag mendata sekitar 1,2 juta ustaz berdasarkan nama dan alamat masing-masing. Data ini akan berguna untuk penyaluran bantuan terhadap para penyebar ilmu agama yang bisa mengajar di ponpes. (rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER