Warga Serahkan Senjata Rakitan Sisa Konflik Ambon ke TNI

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 04:55 WIB
Petugas memeriksa barang bukti senjata api rakitan saat rilis kasus tindak pidana penghadangan, perusakan, dan penganiayaan di Mapolda Jambi, Jumat (19/7/2019). Polda Jambi menetapkan 20 tersangka dari kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) pimpinan Muslim dalam kasus tindak pidana penghadangan, perusakan dan penganiayaan terhadap tim Satgas Pencegahan Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) Jambi saat bertugas di wilayah konsesi PT Wirakarya Sakti (WKS), Tanjungjabung Barat, Jambi pada Kamis (18/7) sore serta mengamankan puluhan senjata api rakitan dan senjata tajam. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Ambon, CNN Indonesia -- Masyarakat Kairatu, Kecamatan Kairatu Seram Bagian Barat, Maluku serahkan sekitar 22 senjata api rakitan ilegal sisa peninggalan konflik Ambon 20 tahun silam.

Kepala penerangan Kodam XVI Pattimura Ambon Kolonel Inf Jansen Semanjuntak mengatakan warga secara sukarela menyerahkan satu unit senjata organik dan 21 senjata rakitan.

Pistol jenis Blow Mini 8 dan 21 senjata rakitan laras panjang ilegal itu diserahkan warga kepada wakil Komando Satgas Yonif RK 732 Banau Mayor Inf Eko Chrestiano di Kout Satgas Pam Rahwan Maluku Yonif Raider Khusus 732 Banau, Kairatu, Kabupaten Maluku Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini prestasi prajurit, berkat pergaulan antar TNI dan rakyat cukup baik, sehingga warga gotong royong serahkan senjata api sisa peninggalan konflik Ambon 1999 silam," kata Jansen, melalui pernyataan resmi, Rabu (10/6).

Dansatgas Pamrahwan Maluku Letkol Inf Suhendar Suryaningrat mengatakan selain tugas pokok utama pengamanan daerah rawan, Satgas Yonif RK 732 Banau juga melakukan penanganan kesehatan dan pendidikan.

Misalnya, kata dia, menggelar pengobatan gratis, menyulap truk menjadi perpustakaan keliling untuk anak-anak desa binaan.

"Masyarakat di sana mulai sadar dan niat mereka tulus, ini demi menjaga kedamaian di Maluku, ini patut diapresiasi,"kata Suhendar. (sai/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER