Jatim Siapkan Protokol Pesantren Tangguh Era New Normal

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 15:44 WIB
Umat muslim membaca Alquran di Masjid Asy-Syuhada, Kenali Besar, Jambi, Kamis (1/6). Pada bulan Ramadan, umat muslim memanfaatkan waktunya dengan memperbanyak ibadah dan mengharapkan ampunan dari Allah SWT. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww/17.
Pemprov Jatim memberikan bantuan dari mulai APD hingga vitamin untuk santri/santriwati dan ustaz/ustazah sebagai bentuk dukungan program Pesantren Tangguh. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Surabaya, CNN Indonesia -- Sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur (Jatim) bersiap memanggil para santrinya untuk kembali mondok setelah dipulangkan karena pandemi virus corona (Covid-19).

Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jatim pun mencanangkan protokol khusus dengan tajuk 'Pesantren Tangguh'. 

"Kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik yang secara umum kami sebut sebagai Pesantren Tangguh," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (10/6). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengelola pesantren, kata dia, akan diminta untuk memerhatikan dan mempersiapkan segala protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Khofifah mengatakan setidaknya ada tiga poin inti dalam program Pesantren Tangguh ini. Tiga poin ini wajib dipatuhi para pengelola pesantren di Jatim. 

Pertama adalah pesantren sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun. 

Kemudian kedua adalah pesantren bersih. Yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan  dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan. 

"Dan yang ketiga adalah pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesantren," ucap Khofifah. 

Mantan Menteri Sosial itu pun meminta agar para pondok pesantren benar-benar mematuhi protokol tersebut.

"Di masa pandemi seperti ini, yang penularan virusnya sangat cepat dan terjadi dalam bentuk droplet atau percikan yang vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan, maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Sejumlah santri mengaji Kitab Kuning di Kompleks Ponpes Lirboyo, Selasa (30/5). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/17.Sejumlah santri mengaji Kitab Kuning di Kompleks Ponpes Lirboyo. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Khofifah mengatakan Jatim merupakan daerah yang banyak memiliki pondok pesantren. Tak hanya itu, Khofifah mengatakan ada pula sejumlah pesantren di Jatim juga berusia 100 tahun lebih sehingga memiliki sejarah yang panjang.

"Ada 21 persen pesantren di Indonesia ini ada di Jatim. Pesantren-pesantren yang umurnya lebih dari 100 tahun cukup banyak di Jatim," ujarnya. 

Beberapa pesantren juga memiliki jumlah santri yang sangat besar. Salah satunya yakni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, yang santrinya mencapai 28 ribu orang. 

Pesantren Lirboyo sendiri merupakan satu dari sekian pesantren yang jadi percontohan (role model) penerapan Pesantren Tangguh.

Selain itu ada pula Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Darul Ulum Garsempal Omben Sampang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, juga Pondok Pesantren Al - Falah Jeblog Talun Blitar dan sejumlah pesantren lainnya.

"Kami berharap makin hari makin banyak pesantren yang  akan menjadi role model pesantren tangguh terutama di tengah pandemi Covid-19. Namun kami ingin model Pesantren Tangguh ini nantinya berkelanjutan," kata Khofifah. 

Sebagai dukungan penerapan Pesantren Tangguh, Pemprov Jatim pun menyiapkan bantuan bagi pesantren-pesantren di Jatim.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar ParawansaGubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. (CNN Indonesia/ Farid Miftah Rahman)

Beberapa di antara bantuan itu adalah alat perlindungan diri (APD) sebanyak 34.650 buah, untuk 1.286 pondok, juga dukungan pembentukan pos kesehatan pesantren (poskestren).
 
Selain itu Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C sebanyak 92.836 blister untuk para santri, dan sebanyak 52.759 blister untuk ustaz dan ustazah. 

Kemudian bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren sebanyak 464.182 buah untuk santri dan sebanyak 52.759 buah untuk ustaz dan ustazah. 

Lalu ada tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah, dan hand sanitizer sebanyak 981.122 botol. Ada pula alat sprayer dan disinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan warga sekitar melalui program cash for work

Terakhir, para ustaz dan ustazah yang bermukim di pesantren juga akan mendapatkan bantuan sembako. Total ada sebanyak 44.845 orang ustaz dan ustazah yang akan mendapat bantuan sembako di Jatim.

"Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren," kata Khofifah. (frd/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER