Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota
Palangkaraya, Kalimantan Tengah gagal menutup
Pasar Besar selama 3 hari pada 12-14 Juni meski ada 75 pedagang positif terinfeksi
virus corona (Covid-19). Penutupan gagal dilakukan lantaran pedagang menolak.
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani mengaku kecewa dengan polah para pedagang. Ia menilai masih ada pihak yang belum memahami betul bagaimana upaya Pemkot Palangkaraya dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona di Pasar Besar.
"Apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota Palangkaraya dalam hal ini sosialisasi terus menerus kok, sepertinya tidak diindahkan, jadi sepertinya sia-sia," tutur Emi mengutip dari siaran CNNIndonesia TV, Jumat (12/6).
Padahal, empat orang yang terdiri dari dua pedagang dan dua pengunjung telah dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19. Ia khawatir, Pasar Besar akan menjadi klaster penyebaran masif yang mampu memakan banyak korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Pengurus Pasar Besar Kota Palangkaraya Hamidan menyebut Pasar Besar tidak jadi ditutup setelah Pemkot Palangkaraya, pengurus pasar serta para pedagang bertukar pendapat. Kesepakatan lalu tercapai bahwa pasar tidak akan ditutup selama 3 hari pada 12-14 Juni
"Setelah komunikasi ini, jadi tidak ada lagi yang namanya penutupan pasar, yang ada bahasanya kami pedagang dan pengurus juga dari pemerintah bersatu membersihkan pasar," kata Hamidan.
Pasar, kata Hamidan, hanya ditutup sementara pada Minggu (14/6) untuk disemprot disinfektan. Semua pedagang sudah sepakat tutup sementara untuk satu hari.
"Kami sepakat artinya penyemprotan yang direncanakan oleh Pemerintah, didukung oleh semua pedagang yang ada di Pasar," sambungnya.
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) turut merilis sebuah data. Data tersebut menunjukkan hingga Rabu (10/6), sebanyak 439 pedagang pasar tradisional di Indonesia terjangkit virus corona. Dari angka itu, 27 orang dinyatakan meninggal dunia.
(khr/bmw/gil)
[Gambas:Video CNN]