Tolak Protokol, Warga Pamekasan Ambil Paksa Jenazah Covid-19

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Jun 2020 21:01 WIB
Sejumlah petugas mengangkat peti jenazah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 dari kendaraan untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (11/5/2020). PDP berusia 56 tahun itu meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Undata Palu. Data Gugus Tugas COVID-19 Sulteng per 11 Mei 2020, jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 83 orang, PDP 31 orang, 3 meninggal dunia, dan 13 orang dinyatakan sembuh. ANTARAFOTO/Eddy Djunaedi/bmz/hp.
Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19. (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Pamekasan, CNN Indonesia -- Warga Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menolak jenazah pasien virus corona dikuburkan mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Pemicunya warga tidak terima jenazah langsung dimakamkan tanpa proses pemandian.


Seorang warga yang berstatus Covid-19 meninggal dunia di RSU Mohammad Noer Pamekasan. Di sana, pasien yang bersangkutan sebelumnya berstatus PDP hingga positif Covid-19. Lamanya dirawat kurang lebih seminggu.

Karena meninggal dunia, tenaga medis yang bertugas, langsung bergegas memulangkan jenazah ke kediamannya dengan menggunakan mobil ambulans.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mereka bertekat jenazah tersebut utuh di tangannya hingga proses penguburan, sebagaimana penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Namun sayang, proses tersebut tidak berjalan mulus. Di tengah jalan, mobil ambulans diadang dan jenazah diambil paksa warga. Saat pengambilan jenazah, mobil ambulans dicegat. Setelah itu, petugas disuruh pulang.
Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian

Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, Syaiful Hidayat mengatakan, alasan jenazah diambil paksa, karena warga mau menguburkan sendiri tanpa memakai protokol Covid-19.

"Jumlah massa yang mengadang banyak. Dari pada petugas terluka dan ambulans dirusak, mereka mengalah dan pulang," kata Syaiful kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (13/6).


Selain dicegat, lanjut Syaiful, petugas juga diancam menggunakan senjata tajam. Jika jenazah tidak diserahkan, mereka akan merusak mobil ambulans dan akan melukai petugas.

Syaiful mengakui, kinerja Satgas Covid-19 akhir-akhir ini mulai banyak mendapat tekanan dari sejumlah warga. Tekanan tersebut bermacam-macam, mulai dari sikap protes hingga ancaman yang mengarah pada fisik.

"Buktinya ini ada peristiwa pengambilan jenazah saat hendak dikirim ke lokasi pemakaman untuk dikuburkan, tiba-tiba jenazah diambil paksa," kata dia.


Peristiwa lain, terjadi di wilayah Kecamatan Tlanakan. Warga setempat mengancam akan membakar Puskesmas. Penyebabnya warga tidak terima ada pasien yang dinyatakan positif Covid-19.

Kejadian lainnya, unjuk rasa warga Kecamatan Waru karena tidak mau RSUD Waru dijadikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Sementara dua rumah sakit rujukan di Kabupaten Pamekasan sudah tidak muat untuk menampung pasien Covid-19. (nrs/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER