152 TKA China Dijadwalkan Tiba di Konawe Sultra 23 Juni

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 19:53 WIB
Kendari - Sebanyak 49 warga negara asing (WNA) asal China resmi dikarantina di lokasi pabrik tambang di Morosi Kabupaten Konawe, Selasa (17/3).
Ilustrasi. Sebanyak 49 warga negara asing (WNA) asal China resmi dikarantina di lokasi pabrik tambang di Sultra. (CNN Indonesia/Fandi Sartiman)
Kendari, CNN Indonesia --

Sebanyak 152 tenaga kerja asing (TKA) asal China dijadwalkan akan masuk Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 23 Juni 2020.

Eksternal Affairs Manager PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Indrayanto menyatakan, 152 TKA China itu akan didampingi empat orang tenaga medis untuk memastikan kesehatan mereka selama perjalanan dari China ke Indonesia.

"Jadi jumlah mereka sebanyak 156 orang. 4 tenaga medis ini orang Indonesia," kata Indrayanto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indrayanto menyebut, 152 TKA China ini adalah bagian dari 500 TKA yang rencananya akan didatangkan secara berangsur-angsur pada bulan ini. Menurut Indra, kedatangan 500 TKA ini sangat penting dalam pembangunan 33 tungku smelter pemurnian nikel di mega industri Morosi.

"Mereka ini semua kontraktor dan tenaga ahli untuk memasang instalasi 33 tungku di sana," jelasnya.

Ia melanjutkan, 500 TKA ini akan bekerja dalam jangka waktu enam bulan sesuai kontrak kerja dan kemudian akan kembali ke negaranya. Setelah smelter jadi, nantinya pengerjaan akan tetap dioperasikan tenaga kerja China dan didampingi tenaga kerja lokal.

Jika 33 tungku itu berhasil dibangun, dia mengklaim akan menyerap kurang lebih 4.000 tenaga kerja lokal.

Sementara itu, Ketua Satgas Internal IDI Sultra, Agus Purwo menyebut, pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat penting dilakukan terhadap 500 TKA China ini.

Sebab, selain karena China terjadi gelombang kedua kasus virus corona, di Sultra tengah terjadi fenomena warga yang positif corona dari klaster tidak jelas atau sporadis.

"Ini juga harus dipertimbangkan. Memang kebijakan pemerintah soal pertumbuhan ekonomi tak bisa dihindari, namun protokol kesehatan yang ketat patut juga diberlakukan," jelas Agus Purwo kepada CNNIndonesia.com.

Ia menyebut, karantina selama 14 hari di Sultra dan kemudian dilakukan tes swab merupakan hal yang layak untuk dilakukan terhadap 500 TKA China ini agar menghindari penularan virus di wilayah kerjanya.

Usulan yang sama disampaikan oleh Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh. Menurut dia, TKA China boleh saja datang namun memenuhi syarat dan ketentuan termasuk di-swab untuk mengetahui mereka bebas corona.

"Kita meminta agar swab bukan rapid test. Kita tidak tahu karena di daerah saja bisa tertular," katanya.

Terhadap usulan itu, pihak VDNI menyatakan bahwa seluruh syarat kesehatan termasuk kelengkapan dokumen TKA untuk bekerja di perusahaan sudah lengkap.

Indra juga menyebut, para TKA ini telah mengantongi protokol kesehatan berstandar WHO dari negara asal.

"Nanti juga mereka akan dikarantina dulu 14 hari dan di bawah pengawasan Dinkes Konawe," ujarnya.

Pemberlakuan yang sama dilakukan kepada pekerja lokal. Namun, mereka cukup dengan hasil rapid test yang dikeluarkan rumah sakit pemerintah maupun swasta.

"Sejak dirumahkan April lalu, mereka kembali masuk kerja. Namun syaratnya harus mengantongi hasil rapid test. Ini sebagai prasyarat," katanya.

(pnd/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER