Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan kerja sama pihaknya dengan Netflix soal Program Belajar di Rumah (BdR) di TVRI tak menggunakan uang negara serta melalui proses kurasi yang ketat terkait tayangannya.
"Film-film ini nilainya untuk hak siarannya jutaan dolar, dan seluruhnya ditanggung Netflix. Jadi Kemdikbud tidak gunakan APBN satu sen pun untuk membeli hak atau menyewa," katanya, dalam Rapat Dengar Pendapat secara telekonferensi dengan Komisi X DPR, Senin (22/6).
"Jadi ada mispersepsi di luar sana [yang] mengatakan sebaiknya anggaran untuk produksi lokal. Sebenarnya tidak ada anggaran sama sekali yang dikerahkan," Hilmar menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kemendikbud mendapat sejumlah kritik terkait kerjasamanya dengan Netflix pada program Belajar di Rumah di TVRI. Komisioner KPI Hardly Stefano, misalnya, menyayangkan kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim yang lebih memilih penyedia konten video streaming luar negeri.
Hilmar menyatakan kerjasama antara Kemendikbud dengan Netflix sebenarnya sudah dilakukan sebelum ada rencana pembuatan program BDR di tengah pandemi Covid-19.
"Perlu diketahui kerjasama [Kemendikbud] dengan Netflix sudah jauh sebelum ada program BdR, sejak Januari 2020," ungkapnya.
![]() |
Mulanya, kata dia, kerja sama tersebut dilakukan untuk pelatihan peningkatan kapasitas industri perfilman, mulai dari penulisan skenario, produksi, dan pasca-produksi.
Ketika pandemi memaksa sekolah belajar di rumah, Kemendikbud membuat program di TVRI. Kedua pihak pun sepakat untuk menayangkan beberapa film dokumenter dari Netflix di stasiun televisi pemerintah itu.
Ia pun menekankan dalam memilih film dokumenter yang ditayangkan di TVRI, pihaknya mengkurasi terlebih dahulu untuk memilih tayangan yang boleh dan tidak boleh disiarkan.
"[Ini] melibatkan perwakilan lembaga sensor film, ketuanya sendiri terlibat. Kemudian wakil ketua KPI, pihak TVRI dan Kemendikbud sendiri. Jadi melalui satu proses pengujian, kita hati-hati mengenai konten," jelasnya.
Terdapat setidaknya 14 film dokumenter milik Netflix yang ditayangkan di program BdR, dengan total waktu tayang 12 jam.
Hilmar menekankan ini hanya memakan sebagian keci dari porsi tayangan BdR. Sebagian besarnya adalah konten lokal yang diproduksi pihak Kemendikbud.
Program penayangan film dokumenter garapan Netflix sendiri mulai disiarkan sejak akhir pekan lalu di TVRI. Film-film tersebut akan ditayangkan selama tiga bulan ke depan.
Sejumlah film dokumenter yang rencananya bakal ditayangkan di TVRI nantinya, antara lain, "Our Planet", "Street Food: Asia", "Tidying Up with Marie Kondo", "Spelling the Dream", "Chasing Coral", dan "Night on Earth".
(fey/arh)