Muhadjir: Jokowi Setuju Lab Flu Burung Dipakai Teliti Corona

CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2020 15:13 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan 2.500 sertifikat tanah kepada masyarakat Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (21/1).
Presiden Jokowi dikabarkan setuju gedung bekas laboratorium flu burung dijadikan tempat pengembangan vaksin virus corona (Biro Pers Istana Kepresidenan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Presiden Jokowi sudah setuju dengan rencana pengalihan bekas laboratorium penelitian vaksin flu burung dijadikan tempat produksi alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) virus corona (Covid-19).

Muhadjir menyampaikan itu usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6).

"Beliau (Jokowi) sangat mendukung dan salah satu sarana yang akan kita gunakan adalah gedung yang dulu digunakan untuk lab vaksin flu burung. Nanti kita ubah menjadi gedung bangunan untuk produksi PCR dan bapak presiden sudah menyetujui," kata Muhadjir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhadjir mengatakan proses produksi alat tes PCR di lab tersebut akan dikoordinasi Kementerian BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kementerian PUPR akan membantu proses rekonstruksi gedung agar alih fungsi bekas lab vaksin itu dapat berjalan cepat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. CNN Indonesia/Adhi WicaksonoMenko PMK Muhadjir Effendy mengatakan Presiden Jokowi mendukung upaya pengembangan vaksin virus corona dengan menggunakan laboratorium bekas flu burung (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Menurut Muhadjir, Bio Farma sebagai produsen vaksin dan antisera di Indonesia dapat memproduksi 50 ribu alat tes PCR untuk memenuhi kebutuhan pengujian spesimen di dalam negeri.

"Kemarin saya berkunjung ke Bio Farma itu di sana sudah bisa produksi 50 ribu per minggu dan kalau dilipatgandakan produksinya bisa sampai 2 juta sebulan," katanya.

Keberadaan tempat produksi alat tes PCR ini diharapkan membuat Indonesia tidak lagi bergantung pada alat tes PCR impor. Sebab, pemerintah kerap kali terkendala alat tes PCR impor yang tak cocok dengan reagen yang digunakan.

"Kalau terlalu banyak jenis PCR kit itu sering tidak kompatibel dengan reagen ekstrasinya. Mereknya beda, bisa tidak cocok," kata Muhadjir.

"Kalau bisa disederhanakan, apalagi satu, lebih mudah untuk operasional di lapangan dan beliau sudah setuju. Nanti tinggal tindaklanjuti saja," tambahnya.

Rencana pengalihan gedung bekas laboratorium Avian Flu atau Flu Burung sudah disampaikan Muhadjir pada 16 Mei lalu. Bio Farma yang rencananya akan menggunakan untuk membuat vaksin.

(psp/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER