Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan Kota Surabaya mengalami tren penurunan kasus virus corona (Covid-19) meski kasus di Provinsi Jawa Timur bertambah setiap hari.
"Kita tetap melakukan rapid masal di beberapa tempat, sebenarnya trennya turun, tapi kita lakukan terus [testing]," katanya melalui video streaming BNPB, Selasa (23/6).
Kota Surabaya merupakan zona merah Covid-19 karena penularan di daerah tersebut masih tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah kasus harian pun belum sepenuhnya bisa dikatakan menurun, setidaknya berdasarkan data di laman lawancovid-19.surabaya.go.id rentang 16 hingga 21 Juni.
Data per tanggal 16 Juni kasus positif di Surabaya sebanyak 4.181, kemudian bertambah 81 kasus pada 17 Juni menjadi 4.262, bertambah 121 kasus pada 18 Juni menjadi 4.383, bertambah 84 kasus pada 19 Juni menjadi 4.467, bertambah 105 kasus pada 20 Juni menjadi 4.572, bertambah 56 kasus pada 21 Juni menjadi 4.628 kasus.
Risma mengatakan telah berupaya mengatasi penyebaran virus corona dengan beragam cara mulai dari lingkungan kampung hingga sektor industri.
Upaya tersebut meliputi rapid tes secara massal hingga ancaman pencabutan izin usaha untuk mal dan pelaku industri yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
"Saya ancam begitu ada yang positif maka akan saya tutup 14 hari, saya sampaikan juga di perindustrian, di mal, restoran bisa kami cabut izinnya," ucapnya.
Pemkot Surabaya, imbuh Risma, juga melakukan tes berdasarkan komunitas. Misalnya di komunitas guru. Dia bilang tes akan dilakukan terhadap seluruh guru jika ada kemungkinan penularan Covid-19.
"Misalnya ini ada komunitas guru kita rapid semua, terus misalnya di kawasan RS itu ada pedagang restoran, kemungkinan positif. Kemudian itu satu jalan kita rapid," kata Risma.
Sementara berdasarkan data update pada Selasa 22 Juni pukul 09.00 WIB melalui laman infocovid19.jatimprov, kasus konfirmasi positif di Jatim sebanyak 9.892 kasus.
Jatim juga mencatat jumlah kasus kematian yang tinggi, sebanyak 744 orang. Secara kumulatif, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 27.449 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) 9.401 orang.
Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa, banyaknya jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim disebabkan oleh meningkatnya tracing dan testing secara masif.
(mln/wis)