Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo enggan terburu-buru membuka zona hijau atau daerah yang minim kasus Covid-19. Pasalnya, angka reproduksi efektif (Rt), yang merupakan indikator tingkat penularan Corona, masih sangat dinamis.
"Maka kalau banyak kabupaten/kota dibilang kuning dan hijau, saya bilang 'ojo kesusu' agar semua bisa mawas diri. Per 26 Juni angka reproduksi efektif, yang merah menjadi perhatian kita," ucap dia, saat menyampaikan laporan penanganan Covid-19 di depan Presiden Joko Widodo di Semarang, Jateng, Selasa (30/6).
Dikutip dari data di situs corona.jatengprov.go.id, ada sejumlah daerah kabupaten/kota di Jateng yang minim atau bahkan nihil kasus Corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota Tegal, misalnya, saat ini sudah tak memiliki pasien Corona. Secara keseluruhan, ada empat kasus Covid-19 di kota yang sempat menerapkan lockdown ini, dengan tiga di antaranya sembuh dan satu meninggal.
Selain itu, ada Kabupaten Wonosobo dengan satu pasien Corona yang dirawat. Sebanyak 82 orang lainnya sudah dinyatakan sembuh.
Ada pula Wonogiri, dengan dua pasien Corona yang dirawat, 14 orang sudah sembuh, dan tiga meninggal dunia.
Secara total, kasus Covid-19 di Jateng sejauh ini mencapai 4.059 orang. Sebanyak 2.009 kasus di antaranya dinyatakan sembuh dan 333 orang meninggal.
![]() |
Dikutip dari situs pemantau angka reproduksi Corona, Bonza, Jateng masih menjadi provinsi dengan tingkat Rt tertinggi di Indonesia, yakni 1,57.
Ganjar mengakui masih ada sejumlah wilayah dengan tingkat penyebaran Corona tinggi. Tiga wilayah zona merah atau risiko tinggi persebaran Virus Corona yang jadi sorotannya adalah Semarang, Demak, dan Jepara.
"Untuk risiko tinggi kita konsen ke Semarang, Demak, dan Jepara. Ini pantauan kita," ujar politikus PDIP ini.
Selain wilayah tersebut, Ganjar juga fokus pada penanganan Corona di wilayah yang termasuk Semarang Raya yakni Kendal, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.
"Kita tak bisa lepas dari Semarang Raya; ada Semarang, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, Salatiga. Kami bantu bupati, wali kota, karena mereka pasukan di depan untuk amankan daerah masing-masing," katanya.
Kota Semarang sejauh ini menjadi wilayah dengan kasus positif terbanyak di Jateng dengan 583 kasus. Dari jumlah tersebut, 136 orang meninggal dunia dan 568 dinyatakan sembuh. Sedangkan Demak 210 kasus dan Jepara 168 kasus.
Pada acara yang sama, Presiden Joko Widodo meminta seluruh kepala daerah untuk dapat mengatur penanganan kasus Covid-19 dan menyeimbangkannya dengan perhatian terhadap ekonomi lewat pola "gas rem".
"Saya harapkan gas remnya benar-benar diatur. Jangan sampai ekonominya bagus tapi Covid-nya naik. Bukan itu yang kita harapkan. Apalagi Covid-nya turun, ekonominya tambah turun", ungkap dia.
![]() |
Khusus terkait anggaran yang berhubungan dengan penanganan covid-19, Jokowi meminta Kepala Daerah baik Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk segera mencairkan dan mendistribusikan kepada warga yang terkena dampak pandemi covid-19.
"Kepada Gubernur, Bupati dan Wali Kota, agar yang berhubungan dengan anggaran penanganan Covid, segera dicairkan, terlebih yang bantuan sosial dan stimulus ekonomi. Harus betul-betul jangan sampai ada yang tercecer", terang Jokowi.
(psp/dmr/arh)