Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pembatasan operasional pasar dengan sistem ganjil genap tidak efektif selama penerapan PSBB transisi.
Dalam pelaksanaannya, kata Anies, metode ganjil genap tak berhasil mempengaruhi kedatangan pengunjung. Kebijakan itu juga bisa disiasati oleh pedagang.
"Praktiknya (penjual) tetap datang. Hari ganjil, penjual genap menitip penjual ke yang ganjil," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, Anies memutuskan meniadakan aturan ganjil genap di pasar. Ia lebih memilih melakukan pembatasan jumlah pengunjung.
"Jadi lebih penting kita mengendalikan jumlah orang masuknya daripada kendalikan di dalamnya," ucap Anies.
"Jalan yang dicoba kemarin, ganjil genap ternyata tidak efektif, sekarang kita coba lewat jumlah sambil kita pantau dampaknya," imbuh dia.
Pembatasan jumlah pengunjung pasar akan dilakukan dengan menggandeng TNI dan Polri.
Anggota TNI, Polri serta ASN nantinya bertugas memantau jumlah pengunjung pasar.
Sebelumnya, Anies juga memutuskan memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di ibu kota hingga 14 hari ke depan. PSBB transisi di Jakarta telah berlaku sejak 5 Juni lalu.
"PSBB [Transisi] di Jakarta diperpanjang 14 hari ke depan dan akan evaluasi lagi sesudah kita dapat perkembangan terbaru," ujar Anies.
(dis/wis)