Demo PPDB DKI Berlanjut, Massa Menyemut di Seberang Istana

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2020 15:02 WIB
Aksi unjuk rasa ibu-ibu menolak PPDB di Depan Istana, Jumat (3/7).
Unjuk rasa orang tua murid menolak PPDB di Depan Istana, Jumat (3/7). (CNN Indonesia/Thohirin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ratusan orang tua atau wali murid yang tergabung dalam Forum Relawan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta 2020 menggelar aksi unjuk rasa menolak implementasi sistem zonasi dalam PPDB DKI Jakarta 2020.

Koordinator lapangan (Korlap) aksi menolak PPDB DKI Jakarta 2020, Rudy S. menilai PPDB DKI Jakarta, terutama sistem zonasi diskriminatif terhadap terhadap siswa yang berumur lebih muda.

"Kalau ternyata usia menjadi parameter penerimaan siswa siswi di DKI Jakarta buat apa anak kita belajar giat," kata dia dalam orasinya di hadapan peserta aksi yang didominasi ibu-ibu tersebut, Jumat (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam aksi tersebut, sejumlah peserta unjuk rasa membentangkan spanduk penolakan terhadap sistem PPDB DKI Jakarta sistem zonasi. Salah satu spanduk tertulis 'Nggak usah pinter, yang penting tua'.

Salah satu spanduk lain yang dibawa perempuan paruh baya tertulis, 'hapus parameter usia PPDB 2020'.

Aksi unjuk rasa ibu-ibu menolak PPDB di Depan Istana, Jumat (3/7).Unjuk rasa tolak PPDB DKI di depan Istana, Jumat (3/7). (CNN Indonesia/Thohirin)

Dalam aksinya, sebagian orang tua atau wali murid juga mengenakan atribut seragam sekolah sebagai bentuk penolakan mereka terhadap sistem zonasi dalam PPDB DKI Jakarta 2020.

Aksi tersebut dengan demikian menjadi kali ketiga sejak sejak aksi sebelumnya yang digelar di depan Balaikota DKI Jakarta 2020 awal Juni lalu. Disusul aksi yang sama di depan Gedung Kementerian Pendidikan Kebudayaan sekitar sepekan lalu.

PPDB sudah digelar Pemprov DKI Jakarta untuk jalur zonasi dan afirmasi. Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana sebelumnya menyatakan aturan usia sudah sesuai dengan Permendikbud No. 44 Tahun 2019. Jalur zonasi dan afirmasi juga tetap mengutamakan jarak sebagai faktor utama.

"Ini berkaitan dengan daya tampung sekolah. Misalnya, satu sekolah daya tampung 200 [siswa]. Maka mengurutkannya selain dari jarak adalah dengan usia. Orang dengan urutan 201 nantinya tidak diterima," dalihnya, Jumat (26/6).

(thr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER