Penularan Corona via Finger Print Akibat Tak Patuhi Protokol

CNN Indonesia
Selasa, 07 Jul 2020 14:24 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (19/3), jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 309 kasus di 16 provinsi se-Indonesia, sementara jumlah pasien sembuh mencapai 15 orang dan kasus meninggal dunia mencapai 25 orang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto mengatakan penularan virus corona lewat mesin absen finger print di Semarang adalah akibat tidak mematuhi protokol kesehatan (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Pemerintah khusus penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan penularan dari alat absensi finger print di Semarang, Jawa Tengah adalah akibat dari tidak mematuhi protokol kesehatan. Yuri yakin itu tidak terjadi andai protokol kesehatan dipatuhi.

Diketahui, ada klaster penularan melalui alat absensi finger print di tiga perusahaan di Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Ya rajin cuci tangan, jaga jarak, itu kan penularan karena mereka tidak menuruti protokol kesehatan," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuri mengingatkan bahwa Kementerian Kesehatan telah menerbitkan tata cara penerapan protokol kesehatan lewat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK01/07/Menkes/328/2020 tentang Panduan dan Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri.

Di dalamnya diatur tata cara penerapan protokol kesehatan bagi perusahaan dan pekerja. Mulai dari berangkat ke kantor, selama berada di kantor, dan saat tiba kembali di rumah.

Yuri meminta semua pihak untuk mematuhi protokol kesehatan. Dia yakin penularan virus corona bisa dicegah jika protokol benar-benar dipatuhi

"Selama berada di tempat kerja, saat tiba segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, gunakan siku untuk membuka pintu dan menekan tombol lift, upayakan tidak sering menyentuh fasilitas atau peralatan yang dipakai bersama di area kerja, gunakan hand sanitizer," mengutip Kepmenkes No. HK01/07/Menkes/328/2020.

Sebelumnya, tiga perusahaan di Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi klaster penularan virus corona baru. Hampir 200 karyawan dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Klaster perusahaan ini menyumbang angka positif Covid-19 terbesar Kota Semarang, yakni mencapai 716 kasus. Menurut keterangan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, penyebaran terjadi melalui absen dengan pemindai sidik jari.

"Kita lihat dan simpulkan sementara, itu dari finger print. Saat absen, tangan atau jari menyentuh alat, padahal alat terkontaminasi dari karyawan yang positif. Yang menyentuh, kemudian tidak cuci tangan atau pakai hand sanitizer," ungkap Hakam.

"Untuk yang kedua, karena makan bersama, perusahaan dan karyawan tidak melakukan physical distancing dengan berjarak atau dibatasi barrier," tambahnya.

(mln/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER