Akibat Corona, Penjualan Hewan Kurban di Bandung Diperketat

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2020 04:57 WIB
Petugas melakukan simulasi pemotongan hewan kurban. Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020. Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Pemprov DKI Jakarta melakukan simulasi yang akan menjadi panduan menyembelih hewan qurban selama masa pandemi corona. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Pemeriksaan sapi yang akan dijual sebagai hewan kurban untuk Hari Raya Iduladha. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Bandung, CNN Indonesia --

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, pihak kecamatan harus mengatur tempat berjualan hewan kurban khusus di tengah situasi pandemi virus corona (Covid-19).

Hal itu dilakukan guna memudahkan pengawasan penjualan hewan kurban.

Menurut Gin Gin, aturan tersebut dikeluarkan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melalui surat edaran terkait proses penjualan dan penyembelihan hewan kurban khusus di tengah situasi pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita minta kecamatan untuk menetapkan lokasinya. Karena dalam edaran, tempat penjualan harus mendapatkan izin pemerintah setempat. Selain berizin, untuk memudahkan memonitor dan mengontrol termasuk mengurangi kerumunan," kata Gin Gin di Bandung, Selasa (7/7).

Gin Gin menjelaskan sejauh ini beberapa kecamatan sudah mulai memberikan gambaran informasi lokasi penjualan. Termasuk menggelar pelatihan penyembelihan hewan di saat pandemi.

"Minggu-minggu ini kita sedang menyiapkan pelatihan hewan kurban yang baik, halal dan benar. Kita lakukan rutin khususnya bagi DKM. Karena pandemi, kita adakan pelatihan secara online melalui webinar," ucapnya.

Gin Gin juga mengimbau kepada para penjual atau distributor hewan kurban yang berasal dari luar Kota Bandung melengkapi administrasi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Sekaligus juga surat keterangan kesehatan penjualnya.

Selain itu, lanjut Gin Gin, di lokasi penjualan juga harus dilengkapi dengan tempat mencuci tangan dan memastikan tetap menjaga jarak. Para penjual pun wajib menggunakan masker atau face shield serta memakai pakaian lengan panjang.

Selebihnya, Gin Gin menyatakan sedang membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus hewan kurban. Tim ini bekerja sama dengan sejumlah komunitas peternak dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat.

"Satgas ini nanti akan berkeliling ke setiap lokasi yang sudah ditetapkan itu. Diutamakan untuk pemeriksaan dari mulai syarat hewan dinyatakan sehat kemudian persyaratan lainnya hingga dinyatakan layak," ujarnya.

Tim Satgas ini akan mulai bekerja H-10 Iduladha untuk memeriksa kelayakan dan kesehatan hewan kurban. Apabila telah dinyatakan lolos pemeriksaan akan ditandai dengan kalung khusus bahwa hewan tersebut sehat dan layak jual.

Gin Gin menyatakan tim satgas akan bekerja sampai H+3 Iduladha guna memantau proses pemotongan dan pendistribusian hewan kurban. Sehingga, disamping memastikan kesehatan saat hidup juga harus terpantau jangan sampai terkontaminasi ketika pengolahan.

"Bagi hewan yang dinyatakan sakit akan kita pisahkan dari kandang atau tempat jualan, kita akan lokalisasi. Sebelumnya kita akan coba lakukan pengobatan kalau memang cuma sakit kecil atau penyakit umum," katanya.

Tahun ini, sambung Gin Gin, pihaknya menyiapkan 30.000 kalung penanda sehat hewan kurban. Jumlah ini sudah dilebihi sebagai antisipasi adanya penambahan pedagang baru atau lebih banyak hewan yang dijual di lapangan.

"Tahun 2019 itu kita lakukan yang terperiksa 26.639 ekor, sebanyak 5.168 ekor sapi dan 21.471 ekor kambing dengan jumlah pedagang 528. Itu yang termonitor, tapi di Kota Bandung juga cukup banyak beberapa peternak hewan dan terkadang juga suka berjualan saat menjelang kurban," katanya.

Lebih lanjut Gin Gin menyerukan kepada panitia kurban agar menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Walaupun sebenarnya anjuran dari pemerintah pusat kurban agar dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH).

"Panitia juga harus pakai masker atau face shield, jadi jangan sampai ada droplet kan bahaya ke dagingnya. Tidak boleh ada yang menonton dan disarankan di tempat tertutup. Lalu jangan sampai menghadirkan penerima, jadi distribusi harus panitia yang menyerahkan," katanya.

(hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER