Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (8/7) pagi. Erick memasuki Gedung Dwiwarna KPK melalui pintu belakang.
Kedatangannya tersebut tanpa ada pemberitahuan resmi dari pihak KPK kepada awak media. Erick pun tidak berbicara banyak mengenai maksud dan tujuan kedatangannya.
"Diskusi PEN [Pemulihan Ekonomi Nasional]," ujar Erick singkat sembari bergegas masuk ke dalam mobil yang menunggunya, Rabu (8/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia enggan menjawab materi detail diskusi tersebut. Hanya saja, Erick mengatakan kedatangannya diterima seluruh pimpinan lembaga antirasuah.
"[Ditemui] semua pimpinan," ucapnya.
Saat ditanya lebih jauh soal pertemuan, Erick enggan membeberkan secara detail.
CNNIndonesia.com sudah berupaya menghubungi Pelaksana Tugas Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, untuk mengetahui materi pertemuan tersebut. Namun hingga berita ini ditulis, belum diperoleh jawaban dari yang bersangkutan.
Sebelumnya, Erick Thohir sempat mengungkap faktor maraknya kasus korupsi di tubuh perusahaan pelat merah.
Menurutnya, korupsi terjadi karena ketidakjelasan peran BUMN dalam menjalankan fungsi ekonomi dan pelayanan publik mereka.
"Karena garis merahnya tidak jelas, akhirnya para direksi mencampuradukkan antara penugasan dan bisnis yang benar. Karena itu terjadi banyak kasus korupsi, beberapa tahun ini saja sudah ada 53 kasus korupsi di BUMN," ucapnya lewat video conference pada Kamis (2/7).
Lihat juga:KPK Minta Erick Thohir Laporkan Mafia Alkes |
Menindaklanjuti pengakuan Erick, KPK meminta yang bersangkutan menyerahkan data soal puluhan perusahaan pelat merah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango menyarankan sebaiknya Erick menyampaikan kegelisahannya tersebut ke Kantor KPK yang beralamat di Kuningan, Jakarta Selatan.
"Sebaiknya pak Erick enggak cuap-cuap saja, beliau kan tahu alamat kantor KPK. Malahan tercatat sudah sampai 2 kali berkunjung ke kantor KPK dan kami juga sudah pernah courtesy call ke kantornya," ujar Nawawi kepada wartawan dalam keterangan tertulis.
"Atau jika perlu, KPK yang akan datang menjemput data-data kasus korupsi yang dimiliki Pak Erick," sambungnya.
(ryn/wis)