Direktur Utama PT Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta, William Sabandar menyebut terjadi penurunan drastis jumlah penumpang MRT dampak pandemi virus corona dalam beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut dikatakan William dalam rapat kerja dengan Komisi B di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (8/7). Pada kesempatan itu, ia menyebut jumlah penumpang turun mulai Maret, April, hingga Mei.
"Dari total Februari 88 ribu penumpang (per hari), kita turun sampai 4 ribu di bulan April. Alhamdulillah di bulan Juni ini naik," kata William.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data pihaknya, pada bulan Januari dan Februari 2020 jumlah penumpang MRT mencapai angka 2,5 juta orang. Rinciannya, 2.564.869 orang di bulan Januari dengan rata-rata penumpang per harinya 85.105 orang.
Kemudian, pada bulan Februari sebanyak 2.564.869 orang, dengan jumlah rata-rata harian sebanyak 88.444 orang.
Penurunan jumlah penumpang MRT mulai terlihat pada bulan Maret atau ketika kasus virus corona mulai merebak di Indonesia. Saat itu, jumlah penumpang MRT hanya 1.403.638 penumpang, dengan rata-rata jumlah penumpang per hari 45.279 orang.
Kemudian, pada bulan April, jumlah penumpang semakin menurun drastis. Diketahui, mulai 10 April 2020 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sejumlah kegiatan di tempat umum dibatasi, termasuk jumlah kapasitas di angkutan umum dikurangi hingga 50 persen.
Dari data MRT, pada bulan April jumlah penumpang hanya 121.757 orang dengan 4.059 penumpang per hari. Sementara jumlah penumpang di bulan Mei hanya 1.405 orang per hari atau jika ditotal sebanyak 43.544 orang.
Namun, sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan kebijakan PSBB transisi di awal bulan Juni, jumlah penumpang MRT kembali meningkat. Tercatat, pada bulan Juni penumpang MRT sebanyak 340.553 penumpang, dengan rata-rata per harinya 11.351 orang.
William menjelaskan, dengan kondisi pandemi saat ini dan melihat data yang ada, target 100 ribu penumpang per hari yang dicanangkan saat ini dirasa sulit untuk dicapai. Mengingat aturan protokol kesehatan pencegahan covid, termasuk di transportasi publik.
"Angka 100 ribu target kita itu pasti nggak mungkin, karena harus physical disntancing dan itu sudah mengurangi kapasitas kereta dan kita memang harus konsisten supaya tidak ada isu, publik transport itu terpapar dengan Covid-19," jelas William.
(dmi/osc)