23 Sekolah Militer Jabar Rapid Test Usai 200 Siswa Positif

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2020 17:04 WIB
Petugas medis menyiapkan sampel tes swab di Halaman Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (9/6/2020). Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bersama pemerintah Kabupaten dan Kota terus berupaya mengendalikan penyebaran COVID-19 dengan melakukan pelacakan melalui tes diagnostik cepat (Rapid Test) maupun swab terhadap warga di Provinsi Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.
Ilustrasi rapid test massal. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menargetkan tes masif Covid-19 terhadap 23 institusi pendidikan kemiliteran di Jawa Barat. Rapid test massal dilakukan menyusul temuan 200 siswa Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung terkonfirmasi corona.

"Akan kita identifikasi untuk mana yang dilakukan pemeriksaan untuk selanjutnya akan dikunjungi petugas kesehatan baik Gugus Tugas provinsi, kabupaten/kota bahkan Puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani di Bandung, Rabu (8/7).

Berli merinci ada sekitar 23 sekolah kedinasan militer yang akan menjalani tes masif ini. Pengetesan diharapkan juga akan diberlakukan di sekolah berbasis asrama lainnya seperti sekolah kedinasan, sekolah swasta hingga pesantren yang melakukan kegiatan belajar di tengah pandemi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan laporan lisan Kesdam (Kesehatan Daerah Militer), masih ada 21-23 sekolah kedinasan dari militer, sementara yang lain masih ada termasuk dinas pemerintahan," ujarnya.

Mengenai jumlah pengetesan, Berli mengaku belum bisa merinci karena pihaknya masih menghitung kebutuhan alat tes.

Selagi menghitung jumlah kebutuhan alat tes, Berli menyebutkan Pemprov Jabar akan membuat satu tambahan kategori peserta pemeriksaan Covid-19. Seperti diketahui, tes masif yang dilakukan Pemprov Jabar diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk tiga kategori.

Pertama, adalah kategori A yakni masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti orang dalam pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, pasien dalam pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.

Kedua, Kategori B yaitu masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya atau rawan tertular. Ketiga, Kategori C meliputi masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit Covid-19.

"Sebagaimana diketahui kita sudah menetapkan beberapa kategori pemeriksaan masif. Saat ini kategori tersebut ditambahkan yang berbasis asrama atau terkumpulnya masyarakat di dalam satu institusi," katanya.

(hyg/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER