Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara soal rekor lonjakan harian positif virus corona (Covid-19) hari ini.
Berdasarkan data Gugus Tugas Penangangan Covid-19 per Kamis (9/7), Jabar menjadi penyumbang kasus positif terbanyak yakni 962 orang.
"Jabar hari ini meng-update 962 kasus yang mayoritas datang dari klaster institusi kenegaraan," ujar Ridwan Kamil mengonfirmasi perihal lonjakan tersebut dalam kicauan di media sosial Instagram miliknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Institusi kenegaraan yang dimaksud adalah dari klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, Bandung.
Namun, Ridwan Kamil mengatakan tambahan kasus tersebut bisa dilokalisasi dan mudah dikarantina karena berada dari satu lokasi atau kawasan.
"Karena berada di satu titik, secara teknis bisa dilokalisir dan memudahkan karantina. Gugus Tugas sedang lakukan tracing-testing kepada keluarga dan warga di sekitar lokasi," ujar pria yang karib disapa Emil itu.
"Mari semua warga, jaga protokol Covid dengan disiplin di manapun kita berada, karena perang dengan Covid ini masih jauh dari usai. #covidjabar," imbuhnya.
Secara keseluruhan, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memaparkan temuan sebanyak 1.262 kasus positif corona yang berasal dari Secapa TNI AD, Bandung.
Ia mengatakan atas dasar temuan itu, kompleks Secapa TNI AD yang berada di kawasan Hegarmanah, Bandung itu pun telah dilakukan karantina wilayah. Institusi pendidikan negara itu pun menjadi klaster penularan Covid-19 yang baru di wilayah Jabar.
Yurianto mengatakan dari 1.262 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu, terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih. Ia menyebut, hanya 17 orang dari total itu yang menjalani isolasi di rumah sakit karena mengalami keluhan demam dan batuk.
"Sisanya 1.245 orang tanpa keluhan apapun dan saat ini semuanya kita karantina di wilayah pendidikan Secapa Bandung. Seluruh komplek Secapa kita lakukan isolasi dan karantina," kata pria yang juga Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan tersebut dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis petang.
Meskipun demikian, Yurianto meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Sebab, proses karantina dilakukan secara ketat dengan melarang adanya pergerakan orang keluar dan masuk area yang dibatasi.
Proses pemantauan karantina itu, kata Yurianto, dilakukan unsur kesehatan Kodam III/Siliwangi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
(kid)