Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly buka suara soal dugaan kebobrokan lapas terkait peredaran narkoba hingga ketidaklayakan ruang tahanan.
Yasonna bahkan memastikan telah memerintahkan jajarannya untuk mengecek kebenaran pernyataan eks tahanan politik Papua Surya Anta terkait kebobrokan Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta.
"Itu kan belum tahu benar atau tidak. Saya sudah diperintahkan untuk diperiksa," kata Yasonna saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yasonna mengatakan telah memerintahkan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Reynhard Silitonga untuk langsung terjun ke Rutan Salemba. Namun ia tak menjelaskan rincian pemeriksaan yang akan dilakukan. Yasonna mengklaim akan menindak tegas jika pihaknya menemukan pelanggaran di Salemba dalam pemeriksaan tersebut.
"Sekarang kan ada tim. Dari dulu kan sudah harus kita periksa kalau ada yang bersalah harus ditindak," tutur politikus PDIP tersebut.
Yasonna enggan berkomentar lebih lanjut terkait kebobrokan lapas itu. Dia juga tidak mau angkat bicara terkait desakan mencopot Kepala Rutan Salemba karena temuan itu.
Sebelumnya, Eks Tapol Papua Surya Anta mengungkap pengalamannya saat ditahan di Rutan Salemba, Jakarta pada Agustus 2019. Surya mengaku ada praktik pemalakan oleh narapidana lainnya. Surya dan empat orang tapol Papua dimintai Rp500 ribu.
Surya juga menuturkan ada 410 tahanan dalam satu ruangan yang tak besar. Mereka harus tidur berhimpitan. Air minum yang disediakan pun menurutnya tak layak diminum.
Surya juga mengungkap ada praktik jual beli narkotika di dalam lapas. Menurutnya, petugas lapas mengetahui praktik itu. Namun, kata dia, jual beli tetap berjalan.
"Kamar atas belakang Dano itu adalah Kamar "Apotik", kamar penjualan Sabu. Petugas tahu soal ini. Heran kenapa kami ditempatkan di kamar J18 yg ada apotik sabu," kata kata Surya dalam akun Twitter @Suryaanta.