Bekas tahanan politik (Tapol) Papua Surya Anta mengungkap unggahan pertama dari kicauan berangkai (thread) soal kondisi Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat di akun media sosial Twitter-nya tiba-tiba hilang.
"Twit pertama saya dari thread sebelumnya hilang. Entah kenapa. Ini twit pertama saya yang dihapus. Cerita saat kami masuk Rutan Salemba," ujar Surya lewat kicauan akun Twitter-nya, Senin (13/7) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya itu, kicauan berangkai yang dirangkum Thread Reader pun disebut Surya telah dihilangkan alias take down.
"Ini pun kena Take Down... sepanik itu negara OMG," kata dia di twit selanjutnya, Senin siang.
Alhasil, Surya pun menyatakan kembali memunculkan kembali thread bersama kicauan pertamanya yang dihilangkan. Sekaligus, pria tersebut menyematkannya tetap ada di posisi paling atas (pinned).
"Saya retweet kembali thread saya berserta twit pertama yang di-take down. Semoga cerita ini bermanfaat untuk perubahan...," kata dia.
Sebelumnya, Surya bercerita mengenai kondisi Rutan Salemba berdasarkan pengalamannya selama menjalani kurungan usai divonis melakukan tindakan makar.
Itu disampaikannya lewat kicauan berangkai di akun twitter miliknya @Suryaanta.
Sementara itu dalam lanjutan thread-nya, Surya menegaskan persoalan di rutan atau lapas adalah masalah yang harus diselesaikan dari hulu ke hilir, bukan hanya di operator lapangan saja.
"Sekali lagi. Masalah over kapasitas ini masalah Hulu ke Hilir. Masalah sistem penegakan hukum, orientasi penegakan hukum& mentalitas aparat penegak hukum (APH), Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan/Peradilan/Hakim, & Lapas/Rutan. Warga Binaan Penjara itu Manusia bukan kaleng-kaleng," kata dia.
Tak hanya itu, Surya pun memberikan apresiasi kepada kepala Rutan Salemba yang melakukan sejumlah upaya perbaikan yakni mengosongkan blok isolasi, memperluas klinik, memperbaiki penampungan, juga menutup (lockdown) tempat tahanan tersebut lebih cepat dibandingkan yang lain.
"KaRutan juga yang membantu mendesak agar surat Vonis kami segera diurus oleh Kajari & PN. Meski esok harinya pihak biro Registrasi Rutan dapat telpon dari Pusat, agar membatalkan asimilasi kami. Sebab kami Napi pasal Makar. Ada keseriusan dia memastikan hak Napi Politik. Apresiasi saya," kata dia.
Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (12/7), Kuasa hukum Surya Anta, Suarbudaya Rahardian saat dihubungi membenarkan akun tersebut adalah milik kliennya.
Belum ada konfirmasi dari pihak Twitter mengenai hilangnya unggahan pertama Surya Anta di akun media sosialnya tersebut.
Sementara itu, terkait kondisi rutan yang dikuak Surya Anta, Menkumham Yasonna H Laoly mengatakan telah memerintahkan jajarannya mengecek kebenaran pernyataan eks tahanan politik Papua tersebut.
"Itu kan belum tahu benar atau tidak. Saya sudah diperintahkan untuk diperiksa," kata Yasonna saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/7).
Yasonna enggan berkomentar lebih lanjut terkait kebobrokan lapas itu.
(kid/sur)