Suara Achmad Yurianto yang saban hari setia menerangkan perkembangan wabah virus corona (Covid-19), tak akan lagi terdengar. Pemerintah telah resmi menunjuk Wiku Adisasmito untuk menggantikan tugas Yurianto tersebut.
Pergantian posisi tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Senin (20/7) kemarin.
Dengan pergantian itu Yuri kini bisa fokus mengerjakan tugasnya sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuri merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) tahun 1990. Selama masa pendidikannya itu, ia terlibat dalam organisasi dan dipercaya menjadi Komandan Resimen Mahasiswa Unair tahun 1986 sampai 1988.
Dia mengawali kariernya sebagai dokter di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 1988, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, itu bergabung menjadi Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya.
Kemudian, pada 1990 ia mengabdi di Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali. Satu tahun setelahnya, Yuri dipercaya menjadi dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti Dili, Timor Timur.
Yuri menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Kesdam III/Siliwangi pada 2006. Ia juga sempat menjadi Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV/Diponegoro Semarang tahun 2008 dan kemudian menjadi Kepala Kesehatan Daerah Militer XI/Pattimura Maluku di 2009.
Ia bergabung ke Kementerian Kesehatan sejak 2016. Pria berusia 58 tahun ini dipercaya menjabat Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan selama tiga tahun.
Pada 2019, Yuri memiliki tugas dalam jabatan yang baru yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Beberapa waktu kemudian, ia naik jabatan menjadi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan hingga saat ini.
Bersamaan dengan masuknya virus corona (Covid-19) di Indonesia, awal Maret lalu, Yuri ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah untuk percepatan penanganan Covid-19.
Tugas Yurianto setiap harinya menyampaikan informasi seputar Covid-19 baik melalui streaming, saluran radio, maupun televisi. Sejak itu nama dan wajahnya mulai dikenal luas oleh masyarakat.
Kontroversi Yurianto
Selama bertugas sebagai juru bicara pemerintah, Yurianto tak lepas dari kontroversi. Ia pernah mendapat kritik karena membuat kategori kaya dan miskin dalam masalah corona.
Itu terjadi saat Yurianto menyampaikan perkembangan wabah corona Indonesia per 27 Maret.
"Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya," ujar Yurianto dalam siaran langsung di BNPB, Jumat (27/3).
Kontroversi lain saat ia tampil dalam video Deddy Corbuzier yang diunggah pada 17 Maret 2020., Yuri mengatakan bahwa rumah sakit kini seperti bisnis hotel.
Dia mencontohkan ada rumah sakit menolak calon pasien yang ingin mengetahui apakah terpapar virus corona. .Penolakan dilakukan untuk menjaga citra RS tersebut agar tetap didatangi pasien lain noncorona.
Pada channel yang sama dia pernah membantah pemerintah memanipulasi data corona Indonesia. Melainkan, kata Yuri, mengatur data tersebut.
Terlepas dari sejumlah kontroversi itu, Yurianto telah menunaikan tugasnya dengan meninggalkan kesan tersendiri.
Pembawaan Yuri saat menyampaikan data corona tenang. Sangat jarang Yuri terlihat cemas di depan kamera televisi.
Suara datar Yurianto turut menimbulkan kesan bahwa virus corona tak segawat yang dipikirkan sebagian orang.
Semua kesan itu berakhir Selasa (21/7). Publik tak akan lagi mendengar tutur mengalir Yurianto ketika menyampaikan perkembangan Covid-19 di Indonesia.
Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto, menyatakan per Selasa ini tugas Yuri untuk menyampaikan informasi seputar Covid-19 digantikan oleh Wiku Adisasmito.
"Nanti ada tambahan ya, jubir pemerintah di sini adalah ditunjuk Prof Wiku (Wiku Adisasmito) dari BNPB," kata Airlangga saat menggelar konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (21/7).
(ryn/wis)