Seorang pedagang pasar berinisial DIR (60) disebut menolak menjalani tes usap atau swab. Padahal, ia diketahui sudah tak berdagang sejak 21 Maret dan sedang dalam kondisi sakit.
Diketahui, pedagang itu sehari-hari berjualan di Pasar Cempaka Putih.
"Katanya sedang meriang, terus enggak mau makanya kita minta untuk melakukan swab," kata Ketua RW 03 Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Gani kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan sejumlah petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD), didampingi petugas kepolisian dan tentara, menyambangi kediaman seorang warga.
Tampak rumah tersebut berada di gang sempit perkampungan di perkotaan. Diskusi terjadi antara kedua pihak.
Awalnya, Gani mendapat data ada 39 warganya yang berprofesi sebagai pedagang. Satu per satu pedagang menjalani tes usap Covid-19.
Namun, DIR, yang diketahui tidak berdagang sekitar 4 bulan, menolak tes swab. Alasannya, kata Gani, DIR akan melakukan swab ketika panasnya turun dan dengan biaya sendiri.
![]() |
"Ini lagi diskusi. Dia katanya mau swab dengan biaya sendiri kalau panasnya sudah turun. Tapi kita minta supaya mau di swab di Puskesmas Kemayoran saja," ujar dia.
Hingga kini, Gani mengatakan, Lurah, tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru masih tengah berkomunikasi dengan istri DIR. Ia berharap para pedagang bisa diperiksa agar terdata oleh pemerintah.
"Dari 39 pedagang tinggal 14 yang belum dicek, termasuk DIR. Sisanya alasannya ada yang pulang kampung atau sudah bertemu dengan orang tua," tutup dia.
Diketahui, DKI Jakarta kembali mencatatkan rekor penambahan kasus positif Covid-19 pada Selasa (21/7). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, penambahan kasus positif covid 19 mencapai 441 kasus.
Rekor penambahan kasus positif harian tersebut menjadi yang keenam kalinya di Jakarta dalam kurun waktu satu bulan lebih atau selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Adapun rekor penambahan kasus harian di Jakarta selama masa PSBB transisi yakni; 9 Juni (239 kasus), 5 Juli (256 kasus), 8 Juli (344 kasus), 11 Juli (359 kasus), dan 12 Juli (404 kasus), dan terkini 21 Juli (441 kasus).
Secara total, jumlah kasus positif di Jakarta dari 2 Maret sampai dengan Selasa (21/7) mencapai 17.153 kasus.
(ctr/arh)