Laboratorium Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, membantu Jawa Timur (Jatim) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam melakukan pemeriksaan tes risiko infeksi virus corona (Covid-19).
Bantuan tersebut adalah dukungan merancang laboratorium untuk tes PCR yang bisa memeriksa banyak sampel.
Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand, Andani Eka Putra, mengatakan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta pihaknya membantu dua provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menyanggupi, kata Andani, pihaknya pun langsung bergerak dengan diawali pemantauan dulu ke Jatim dan Sulsel untuk memeriksa kondisi laboratorium tes PCR.
"Kapasitas laboratoriumnya masih sedikit. Di Jatim ada sekitar 12 laboratorium tes PCR, tetapi kapasitasnya 1.500-2000 sampel sehari, sedangkan di kapasitas laboratorium di Sulsel 1.500 sampel sehari. Kekurangan lainnya adalah manajemen sistem laboratorium di sana tidak rapi," ujar Andani kepada CNNIndonesia.com, Minggu (2/8).
Sebagai informasi, sejauh ini Pemerintah Pusat menilai Sumbar sebagai satu dari lima provinsi terbaik dalam penanganan Covid-19.
Keberhasilan Sumbar mengendalikan Covid-19 tidak terlepas dari peran Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand.
Laboratorium ini kemudian mendorong Balai Veteriner Bukittinggi, laboratorium hewan, untuk melakukan tes PCR pada sampel manusia.
Andani menerangkan kunci pengendalian Covid-19 ialah melaksanakan prinsip epidemologi, yakni memutus rantai penularan. Caranya ialah memperbanyak pemeriksaan sampel dengan tes PCR.
Dalam hal tersebut, sambungnya, Sumbar telah berupaya mengerjakannya yakni sejauh ini sudah memeriksa 73 ribu lebih sampel dari 65 ribu orang. Dengan demikian, rasio jumlah sampel tes PCR Sumbar dengan jumlah penduduk sebesar 1,2 persen. Itu melebihi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 0,1 persen.
Itu pula, sambung Andani, yang pihaknya akan bantu terwujud di Jatim dan Sulsel.
"Kami membantu Jatim dan Sulsel merancang laboratorium berkapasitas besar, yang mampu memeriksa 3.000 hingga 4.000 sampel per hari. Alat-alat untuk merancang laboratorium itu dibantu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana," ujar dia.
(kid/adb/kid)