Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berujar bahwa Pilkada Serentak 2020 dapat menjadi momentum penting untuk mendorong mesin pemerintahan daerah bergerak serius menangani Covid-19.
Tito mengungkapkan Pilkada serentak tahun ini merupakan persoalan merebut atau mempertahankan kekuasaan. Ia menuturkan terdapat 203 daerah potensial di mana petahana maju kembali.
"Pilkada menjadi momentum kepala daerah all out dalam menangani Covid-19. Ini adalah masalah power struggle; masalah perjuangan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan. Itu bukan sesuatu yang buruk dalam politik. Hidup mati," kata Tito dalam agenda webinar Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Minggu (9/8) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito mengatakan dalam Pilkada 2020 ini para calon kepala daerah nantinya akan diminta penjelasan mengenai strategi dalam menangani Covid-19 berikut antisipasi terhadap dampak sosial-ekonominya. Para petahana yang berada pada zona merah, ucap dia, kemungkinan besar akan kesulitan menang.
"Caranya tema pilkada ini kita harus jadikan satu dengan permasalahan Covid-19. Yaitu peran kepala daerah dalam penanganan Covid-19 dan dampak sosial-ekonomi di daerah masing-masing. Saya sudah sepakat dengan KPU," imbuhnya.
Mantan Kapolri ini menambahkan Pilkada di tengah pandemi akan menghasilkan pemimpin yang kuat.
Lihat juga:PDI Perjuangan Pecat Akhyar Nasution |
"Karena pemimpin yang kuat bukan pemimpin yang lahir di masa damai, masa aman. Lahir di masa krisis, dialah seorang pemimpin yang kuat," pungkasnya.
Sebelumnya, Tito mengungkap alasan pemerintah berkukuh menggelar Pilkada serentak 2020 meski pandemi Covid-19 di Indonesia belum melandai.
Ia mengatakan tak ada yang bisa menjamin kapan pandemi berakhir. Selain itu, pemerintah juga berkaca dari beberapa negara maju yang tetap bisa menggelar pemilu saat pandemi Covid-19.
(ryn/eks)