Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas angkat bicara menjelaskan maksud dari pernyataannya yang ingin menjadi mentor politik putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Penjelasan ini disampaikan Zulhas untuk menjawab berbagai pertanyaan sejumlah koleganya, termasuk yang datang dari pendiri PAN Amien Rais.
"Banyak kolega yang bertanya kepada saya, Bagaimana maksudnya Bang Zul menjadi mentor politik Gibran itu? Di antara yang bertanya itu banyak politisi senior, mantan pejabat tinggi negara, dan lainnya," kata Zulhas dalam keterangan tertulisnya yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan bahwa anak muda seperti Gibran adalah calon pemimpin yang sudah mempunyai banyak hal mulai dari ide, kreativitas, inovasi, hingga optimisme. Menurutnya, sebagai senior ia merasa punya tugas mengajarkan visi kebangsaan yang biasanya tidak dimiliki oleh anak muda calon pemimpin.
Zulhas menerangkan bahwa dirinya menyampaikan empat pesan kepada Gibran. Pertama, lanjutnya, Gibran tidak boleh melupakan perjuangan para pendiri bangsa yang menginginkan persatuan karena telah memperjuangkannya dengan keringat, darah, hingga mengorbankan nyawa.
Ia meminta Gibran tidak berpolitik yang justru mendorong perpecahan.
"Saya mewakafkan diri saya untuk menjadi mentor anak-anak muda calon pemimpin bangsa, siapapun di seluruh Indonesia, mengingatkan mereka betapa penting visi kebangsaan ini. Dari para calon pemimpin muda itu, Gibran adalah salah satunya," kata Zulhas
Kedua, Zulhas mengaku berpesan kepada Gibran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila adalah hasil kesepakatan dan konsensus yang harus betul-betul dijaga serta diperjuangkan agar masyarakat bisa merasakan indahnya. Menurutnya, hal itu hanya bisa terwujud jika Pancasila ditafsirkan dan diimplementasikan dengan benar.
Ketiga, lanjutnya, Gibran tidak boleh melupakan perjuangan para ulama yang sudah berjuang untuk tegaknya Indonesia. Tanpa para ulama, Zulhas mengingatkan, Indonesia akan kehilangan kompas rohaninya.
"Selalu bersama mereka (ulama) adalah cara terbaik untuk terus menjaga bangsa ini di rel yang benar," katanya.
Terakhir, Zulhas berpesan kepada Gibran agar selalu bergandengan dengan dua sayap yang menjaga negeri ini, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Wakil Ketua MPR itu berkata Muhammadiyah dan NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia yang telah berjuang untuk Indonesia masa depan melalui syiar, pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan.
"Jadikan keduanya, juga organisasi-organisasi lain yang punya nafas perjuangan yang sama seperti Persis, al-Washliyah, Perti, al-Irsyad, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, dan lainnya sebagai sahabat dan penuntun," tutur Zulhas.
Sebelumnya, Amien Rais mengkritik langkah Zulhas yang ingin menjadi mentor politik Gibran. Kritik dilontarkan Amien Rais lewat akun media sosial Twitter-nya, @Amien_Rais, saat merespons cuitan Zulhas di akun @ZUL_Hasan.
Ia menyatakan bahwa partai politik yang didirikan untuk melawan oligarki politik kini telah berubah menjadi partai politik yang menjadi mentor oligarki politik.
"Partai yang pernah didirikan untuk melawan oligarki politik, kini menjadi mentor oligarki politik," ucap Amien Rais seperti dilihat CNNIndonesia.com di akun Twitter-nya, @Amien_Rais, Kamis (13/8).
Namun, Amien Rais tak mau menyimpulkan apakah langkah Zulhas dan DPP PAN itu bisa disebut tengah menyakiti basis ideologis pemilih PAN. Mantan Ketua MPR itu menyerahkan kepada rakyat untuk menilai langkah Zulhas yang ingin menjadi mentor politik Gibran tersebut.
"Apakah @Official_PAN tengah menyakiti basis ideologis pemilihnya? Biarkan rakyat yang menilai," kata Amien Rais.
(mts/wis)