Basarnas Setop Pencarian WN Amerika Tenggelam di Ambon

CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2020 08:34 WIB
Operasi pencarian WN AS yang tenggelam di Teluk Ambon, Carol Marei Lakein (50), disetop karena sudah tujuh hari tak kunjung ada tanda-tanda korban.
Operasi pencarian WN AS yang tenggelam di Ambon dihentikan. (Foto: CNN Indonesia/ Said)
Ambon, CNN Indonesia --

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ambon Djunaidi mengatakan pihaknya menghentikan pencarian warga negara Amerika Serikat Carol Marei Lakein (50) yang diduga tenggelam saat menyelam di Teluk Ambon, Maluku, pada Jumat (7/8).

Pihaknya pun sudah mengabarkan kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

"Dubes AS di Jakarta sudah tahu, kami sudah beritahu bahwa hari ini per Kamis (12/8) hari terakhir pencarian warga AS. Mereka juga tahu protap (prosedur tetap) Basarnas," kata Djunaidi, di Posko pencarian WN AS di Ambon, Kamis (12/8) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, berdasarkan UU No. 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, masa pencarian korban berlangsung selama 7 hari.

Djunaidi mengaku terpaksa menutup masa pencarian karena tidak menemukan tanda-tanda korban selama tim penyelam melakukan pencarian di bawah laut selama tujuh hari.

"Jadi pencarian ditutup pada pukul 18.30 WIT, sesuai undang-undang Nomor 29 tahun 2014," kata Djunaidi.

Meski demikian, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk membuka kembali operasi pencarian bila ada tanda-tanda korban berdasarkan, misalnya, temuan warga setempat.

Sebelumnya, dua WN AS, Carol Marei Lakein (50) dan Kevin Scot Poll (57), dengan menumpangi kapal layar Aquabago menyelam di sekitar Teluk Ambon, Jumat (7/8) sekitar pukul 08.07 WIT.

Kevin sempat merekam aktivitas Carol selama 2 jam. Ia kembali ke kapal lebih dulu. Namun, ia khawatir karena Carol tak kunjung kembali. Kevin kemudian melaporkan peristiwa tersebut melalui tim Ambon Daving Comunity di Desa Amahusu, Nusaniwe, Ambon, pukul 13.20 WIT.

Anggota penyelam kemudian meminta bantuan Basarnas Ambon. Sekitar pukul 13.39 WIT, tim Basarnas menuju lokasi.

Selama tujuh hari pencarian, Djunaidi berujar operasi itu melibatkan 21 tim penyelam profesional dari Basarnas, TNI AL, Bakamla, Polairud, dan kelompok selam Maluku.

Mereka terbagi dalam dua tim penyelaman. Tim pertama melakukan penyelaman melalui pintu teluk Ambon dengan kedalaman 30 meter dan satu tim lagi melakukan penyelaman di sekitaran perairan sekitar perairan Ambon dengan kedalaman 30 meter.

"Jadi 30 meter dibagi, Bakamla sekian mil, TNI AL sekian mil, Basarnas sekian mil, dan PMI sekian mil yang terlibat melakukan pencarian," ujarnya.

"Biasanya korban tenggelam itu membutuhkan waktu sekitar dua hari sudah timbul, tergantung dengan kondisi badan, kalau badan besar cepat timbul, kalau badan kecil lama timbul," tambah dia.

"Tapi ini belum timbul, belum bisa saya pastikan apakah terbawa arus atau tersangkut karang," ungkapnya.

Infografis Tips Jaga Diri dalam Kecelakaan KapalFoto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi

Ketua tim penyelaman Samsul mengatakan selama melakukan penyelaman mereka mengalami kesulitan karena minim informasi.

"Sejak hari pertama sampai hari ketujuh kita menyelam buta, minimal ada informasi awal bahwa dia tenggelam di sini, tapi teman korban tidak memberikan informasi yang akurat,"ujarnya.

Samsul mengatakan WN AS korban tenggelam pertama di teluk Ambon sulit dideteksi keberadaannya. Padahal, kata dia, pada kedalaman 30 meter dan jarak pandang 15-20 meter kondisi bawah laut sangat jernih. Kendalanya hanya arus.

"Karena orang menyelam itu pasti berpasangan, ada berdua dan berempat, dari situ kita bisa dapat informasi, tapi WNA ini tak ada informasi sama sekali," tuturnya.

(sai/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER