Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) yang terdaftar sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 fase III produksi Sinovac, akan menjalani tes swab dengan metode metode Polymerase Chain Reaction (PCR) lebih dahulu.
Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Hermansyah mengatakan, Emil, sapaan Ridwan akan diswab besok.
"Kunjungan pertama, Bapak Gubernur akan diperiksa kondisi fisik dan diambil swab-nya. Jika hasilnya negatif, tiga hari kemudian, Pak Gubernur menjalani proses penyuntikan," ujar Hermansyah di Bandung, Senin (24/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sesuai jadwal, Emil akan disuntik vaksin sebagai relawan uji coba pada Jumat (28/8).
Selama menjalani proses uji klinis, lanjut Hermansyah, Gubernur Jabar tidak dapat diliput secara langsung oleh media. Adapun keikutsertaan Emil sebagai relawan uji klinis untuk meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah.
"Pemerintah memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui proses yang kita tunggu-tunggu, yakni vaksin Covid-19," jelasnya.
Seperti diketahui, selama uji klinis, relawan melakukan lima kunjungan penelitian. Pada kunjungan pertama, sukarelawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan swab test.
"Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari. Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya," ujar Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Rodman Tarigan.
Pada kunjungan kedua, lanjut Rodman, relawan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan rapid test. Jika hasil tes memenuhi syarat dan hasil rapid test nonreaktif, penyuntikan vaksin Covid-19 atau plasebo dapat dilakukan.
"Setiap suntikan terdapat reaksi dalam waktu 30-40 menit. Jadi, kami menyediakan tempat observasi. Apabila tidak terjadi gejala, sukarelawan dapat pulang," katanya.
Rodman mengatakan, penyuntikan vaksin kedua akan dilakukan dua pekan setelahnya. Kemudian, sukarelawan wajib menjalani dua kunjungan lagi untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kondisi kesehatan. Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis.
"Kondisi kesehatan sukarelawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis," ucapnya.
Seperti diketahui, PT Bio Farma melakukan uji klinis vaksin Covid-19 fase III buatan Sinovac asal China di Bandung, Jawa Barat. Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi itu bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unpad untuk melaksanakan pengujian vaksin.
Untuk pelaksanaan uji klinis vaksin di Bandung dibutuhkan sekitar 1.620 relawan dengan rentang usia antara 18 hingga 59 tahun.
Selain berdomisili di Bandung, calon relawan juga harus dinyatakan lolos verifikasi kesehatan fisik dan tidak terpapar Covid-19.
Adapun penyuntikan uji klinis vaksin Covid-19 di antara para relawan dilakukan secara acak dan rahasia. Ada yang diberikan vaksin atau plasebo. Tidak diketahui apakah mereka mendapat cairan vaksin yang sedang diuji klinis fase III itu atau hanya plasebo sebagai alat kontrol.
Proses uji klinis vaksin Covid-19 tersebut akan berjalan selama enam bulan hingga akhir tahun 2020. Jika telah teruji dan mendapat izin edar, vaksin Sinovac akan diproduksi massal di awal 2021.
(hyg/sur)