Sepasang kekasih Agung M Tegar (18) dan M (17) ditemukan tewas tenggelam di perairan Sungai Musi, tepatnya di kawasan Dermaga 10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (23/8). Diduga sepasang kekasih lompat ke Sungai Musi untuk bunuh diri.
Berdasarkan informasi dihimpun, peristiwa itu bermula saat keduanya sedang nongkrong di sekitar lokasi kejadian. Namun tiba-tiba warga sekitar dan pengemudi kapal cepat yang sedang berada di sekitar lokasi melihat sepasang kekasih lompat ke Sungai Musi.
Warga sempat berupaya menolong saat keduanya muncul ke permukaan air terombang-ambing arus namun keduanya tenggelam dan tak ditemukan sehingga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
Kepala Kantor Basarnas Palembang Herry Marantika mengatakan, pihaknya segera melakukan pencarian setelah mendapatkan laporan dari warga. Namun baru malam hari keduanya baru ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Jenazah Tegar ditemukan pertama kali sekitar pukul 23.30 dan selang beberapa menit jenazah M pun ditemukan. Kedua jenazah langsung dibawa ke rumah duka masing-masing.
"Jenazah keduanya berhasil diselamatkan oleh tim kita yang dibantu oleh masyarakat dan penyelam tradisional. Keduanya ditemukan dalam waktu hampir bersamaan dan langsung dibawa ke rumah duka," kata dia.
Salah seorang keluarga M, David (37) menduga M berusaha menolong Tegar yang hendak bunuh diri namun malah ikut terjatuh. Siswi salah satu SMA swasta di Palembang ini sempat menerima pesan dari kekasihnya yang hendak melakukan bunuh diri.
"Kita duga karena diajak oleh Tegar. Soalnya kita lihat dari pesan yang diterima M. Di sana Tegar bilang mau bunuh diri," ujar David ditemui di rumah duka di Jalan Padang Selasar, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Senin (24/8).
Lihat juga:Tersangka Mutilasi Sumsel Diduga Temperamen |
Dari keterangan warga sekitar pun, aku David, sempat melihat keduanya cekcok mulut akibat selisih paham. Dirinya menduga M hendak menyelesaikan permasalahannya dengan Tegar dan mencegahnya untuk bunuh diri. Namun Tegar mendadak melompat ke sungai. M yang hendak menghalangi kekasihnya tersebut malah ikut tenggelam.
"Ada warga dengar Tegar ini mau bunuh diri. Keponakan saya ini bermaksud hendak menolong agar Tegar itu tidak bunuh diri, tapi malah ikut terdorong," ujar dia.
David mengetahui hubungan asmara M dan Tegar sejak satu tahun lalu. Keluarga pun tak menghalangi hubungan mereka. Diketahui, Tegar merupakan kuli panggul di kawasan Pasar 16 Ilir sementara M sering membantu ibunya berjualan selama libur sekolah akibat pandemi.
Menurut David, ibu M, Ermi (43) sangat terpukul dengan kematian anak tunggalnya tersebut, terlebih ayah dari M baru saja meninggal satu tahun lalu. Keluarga tidak mengetahui permasalahan sebenarnya dari kedua kekasih tersebut.
"Orangnya baik, ceria di lingkungan keluarga. Kita juga kaget kok nekat lompat ke sungai. Ibunya syok karena sebelumnya anaknya itu tidak aneh-aneh dan hanya pamit untuk pergi seperti biasa," ujar dia.
Hal berbeda disampaikan oleh keluarga Tegar. Aguscik, ayah Tegar mendengar kabar bahwa Tegar tenggelam akibat berusaha menolong M yang terpeleset di lokasi.
Sebelum kejadian, sekitar pukul 09.00 Minggu pagi M mendatangi rumahnya di Lorong Famili, Jalan KH Azhari 12 Ulu, Seberang Ulu II Palembang. Setelah berbincang satu jam di rumah, kemudian Tegar pamit pergi bersama M kepada orang tuanya.
"Saya tidak ada firasat apa-apa, biasa saja. Pacar Tegar memang sering datang ke rumah. Mereka pergi berdua juga biasa saja," ujar Aguscik ditemui di rumahnya.
Keluarga pun tidak ada yang melarang hubungan keduanya, bahkan merestui apabila keduanya serius untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
"Saya setuju, asal pacarnya itu lulus dulu sekolahnya. Sekarang kan masih kelas 3 SMA," tambah dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tiba-tiba dirinya mendapat kabar keduanya tenggelam di Sungai Musi. Keluarga pun segera mendatangi Dermaga 10 Ulu lokasi keduanya tenggelam sekitar pukul 13.00.
"Kata saudara, Tegar dan M sedang ngobrol di pinggir dermaga. M kepeleset dan jatuh ke sungai. Tegar coba menolong tapi malah ikut hanyut," ungkap Agus.
Sementara itu Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA di mana M sekolah, Susanti berujar, pihaknya terkejut setelah mendapat kabar salah satu siswa tewas setelah melompat ke sungai. Berdasarkan catatan sekolah, M dikenal sebagai anak yang sopan dan ceria. M pun disiplin dan tidak pernah memiliki catatan masalah.
"Anaknya memang baik, tidak pernah bolos atau telat sekolah. Prestasinya biasa saja tapi anaknya pintar. Pihak sekolah ikut berduka, kehilangan dan menyesali kejadian ini," ungkap Susanti.