Gubernur Tinggalkan Malut Hampir Sebulan, Diklaim Berobat

CNN Indonesia
Senin, 31 Agu 2020 02:34 WIB
Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba (AGK) tak berada di daerahnya selama nyaris sebulan karena kunjungan kerja dan berobat mata di Jakarta.
Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba disebut sudah meninggalkan daerahnya sebulan. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
Ternate, CNN Indonesia --

Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba (AGK) disebut telah meninggalkan daerahnya nyaris sebulan di masa pandemi Covid-19. Sejumlah rapat paripurna dengan DPRD terlewati. Pihak Pemerintah Provinsi menyebut ada keperluan operasi mata di Jakarta.

Direktur Scientific for Development and Government (Sidego) Malut Mukhtar Adam menyayangkan kepergian Abdul Gani yang nyaris sebulan di saat kepala daerah mestinya memiliki sense of crisis di masa pandemi.

"Kebijakan [pada situasi] yang tidak normal itu dibutuhkan kehadiran pemimpin daerah untuk memimpin langsung berbagai resolusi terhadap kebencanaan," ungkap dia, Minggu (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu problem yang tengah dirasakan warga Malut saat ini, jelasnya, adalah tekanan ekonomi pada kuartal I dan II, di mana pertumbuhan ekonominya -0,16 persen. Sementara, ekonomi masih banyak bergantung pada sektor pertambangan.

"Industri sektor tambang tersebut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi 60 persen, sedangkan angkatan kerja Malut yang menggantungkan hidup di sektor pertambangan hanya 9,8 persen," ujarnya, yang juga Dosen Ekonomi Universitas Khairun Ternate ini.

"Jika kita copot angka tambang, maka didapatkan kondisi ekonomi Malut yang sesungguhnya, yakni pertumbuhan kita menjadi -4,83 persen," imbuh Mukhtar.

Menurutnya, sektor yang paling terpukul oleh Covid-19 di Malut adalah sektor transportasi laut dan darat. Pendapatan warga yang bekerja di sektor itu anjlok hingga 28 persen. Sementara, sektor konsumsi (makan dan minum) -29 persen.

"Kalau kita ambil sektor ini saja, pemain yang dominan adalah UMKM. Banyak sekali UMKM yang harus menutup usaha, mengurangi produksi, mengurangi pegawai maka terjadi PHK di mana-mana. Daya beli masyarakat Maluku Utara sekarang juga turun, terlihat dari Nilai Tukar Petani, tekanan konsumsi, angka itu juga mengalami pelemahan," jabarnya.

Dengan kondisi tersebut, dia menyebut Gubernur AGK mestinya memprioritaskan daerahnya yang sedang 'sakit'.

"Obat yang tepat itu jika ada kucuran dana dari skema APBD," cetus dia.

Sayangnya, ujar Mukhtar, dalam skema APBD Malut tak ada kucuran dana untuk penduduk miskin. Begitu pula alokasi dana untuk 2 ribu warga miskin di kabupaten/kota yang tak dicairkan.

"Yang paling menyakitkan, saat negeri sedang sakit, Gubernur masih bicara soal [proyek] multiyears dari aspek fisik, padahal rakyatnya makan pagi juga susah," sambung dia.

Kepala Biro Protokol, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Pemerintah Provinsi Malut Muliadi Tutupoho mengatakan kepergian Gubernur ke Jakarta adalah untuk kunjungan kerja di Kementerian Ketenagakerjaan. Selain itu, Gubernur juga melakukan pengecekan kesehatan.

"Pak Gubernur ke Jakarta ada agenda ke Kementerian Ketenagakerjaan dan check up operasi mata," terang Muliadi.

Sementara, Ketua DPRD Malut Kuntu Daud menyebut Gubernur tak hadir dalam beberapa kali paripurna, upacara HUT RI 17 Agustus, karena tengah berada di Jakarta. Menurutnya, Gubernur sempat meminta izin kepada dirinya.

Infografis Kepala Daerah Terpapar CoronaFoto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi

"Beliau sempat izin juga ke saya, katanya ke Jakarta mau berobat operasi mata. Itu disampaikan Gubernur usai upacara 17 melalui konferensi video dengan seluruh perangkat daerah di kantor gubernur," kata politikus PDI-Perjuangan ini.

Menurut Kuntu, keberadaan Gubernur di Jakarta tidak mempengaruhi jalannya roda pemerintahan, sebab masih ada Wakil Gubernur M. Al Yasin Ali.

"Masih ada Pak Wakil Gubernur, beliau mewakili Gubernur saat paripurna kemarin," tandasnya.

(iel/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER