Pemerintah Kejar Okupansi RS Corona DKI 65 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2020 00:15 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap segera menurunkan bed occupancy hingga mencapai target di bawah 65 persen.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap segera menurunkan bed occupancy hingga mencapai target di bawah 65 persen.(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini pihaknya tengah menggodok strategi dalam merespons terjadinya eskalasi atau peningkatan penggunaan tempat tidur di beberapa RS rujukan pemerintah, khususnya di DKI Jakarta.

Menurutnya, pemerintah bakal segera menurunkan keterisian tempat tidur atau bed occupancy, hingga mencapai target di bawah 65 persen.

"DKI Jakarta tercatat 28 Agustus lalu persentase keterpakaian tempat tidur isolasi mencapai 69 persen. Sedangkan persentase keterpakaian ICU-nya dari 67 RS, pada tanggal 29 adalah 77 persen," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dorong agar bisa turun di bawah 65 persen,"  imbuhnya. 

Wiku bilang, sementara ini pihaknya berencana untuk serius memindahkan pasien covid-19 dengan gejala ringan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, ataupun tempat isolasi mandiri terpusat yang disediakan Pemerintah.

"Kasus yang sedang dan ringan dipindahkan ke Wisma Atlet, dengan demikian jumlah tempat tidur ICU dan ruang isolasi dapat dimanfaatkan pasien covid-19 lainnya," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan pun telah mengakui terjadi peningkatan keterisian tempat tidur di rumah sakit Jakarta. Dia bilang, saat ini bed occupancy RS di Jakarta sudah mencapai 65 persen.

Anies merinci, kapasitas ruang ICU juga meningkat. Dari 483 tempat tidur di ICU, saat ini 67 persen sudah terisi dengan pasien Covid. 

Ternyar, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan mengungkapkan hingga Agustus, sekitar 70 persen tempat tidur untuk isolasi pasien covid-19 telah terisi.

"Saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakit kami masih berkisar antara 60 sampai 70 persen," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP Persahabatan Mursyid Bustami pada konferensi pers daring, Selasa (1/9).

Kendati demikian, pihaknya masih membuka opsi untuk menerima pasien rujukan dari RS lain di Jabodetabek. Mursyid bilang, RSUP Persahabatan bakal melaksanakan kewajiban mereka dalam membantu pasien rujukan covid-19 semampunya. 

Saat dikonfirmasi, daya tampung sejumlah RS rujukan Covid di Jakarta juga hampir menyentuh batas maksimal. Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Direktur RSUD Tarakan Dian Ekowati mendetail jumlah tempat tidur yang terpakai.

"Dari kapasitas 150 tempat tidur, sampai tadi pagi jam 8 terisi 145," kata Dian kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/9).

Dian tak merinci lebih lanjut mengenai ruangan yang tersedia. Ia hanya memastikan bahwa tenaga kesehatan yang tersedia masih cukup untuk menangani pasien covid.

"Saat ini (nakes) dalam angka optimal. Kalau ada penambahan bed baru akan ada penambahan nakes," jelas dia.

Selanjutnya, Direktur RSUD Koja, Ida Bagus Nyoman Banjar menjelaskan bahwa jumlah ranjang yang tersedia di Koja untuk menangani kasus Covid ialah sebanyak 165 tempat tidur. Dari angka itu, terdiri dari bermacam ruang penanganan.

"Kami beri satu gedung B untuk menangani Covid dengan kapasitas 400 bed. Namun karena harus social distancing hanya bisa menampung 165 bed," kata Banjar kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/9).

"Ada ruang NICU, ada ruang isolasi flu biasa, ada ruang isolasi negatif, ada totalnya 165," lanjut dia.

Banjar menjelaskan dari total tersebut ada sekitar 24 tempat tidur yang tersisa sampai pagi tadi. Namun ia menjelaskan lebih lanjut bahwa angka ini bisa berubah setiap waktu.

Sementara itu, Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto Brigadir Jenderal TNI Budi Sulistya mengatakan ruang ICU untuk perawatan pasien Covid-19 di RSPAD sedang penuh. Diharapkan pasien dengan gejala ringan dapat isolasi mandiri,  untuk gejala berat dapat mencari RS rujukan lain.

"Memang banyak, untuk saat ini kondisinya ICU Covid-19 kami sedang penuh, jadi untuk kasus yang sangat berat jangan ke RSPAD karena saat ini sedang penuh, bisa ke RS rujukan lain," kata Budi.

Merespons hal ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menyarankan pemerintah agar menambah jumlah RS rujukan pasien Covid-19.

"Saya masih merasakan bahwa kondisi seminggu ini berat sekali [untuk rumah sakit] karena kenaikan kasus Covid-19, antisipasinya RS rujukan ditambah, dari 59 jadi 100," kata Ketua Satuan Tugas Kesiapsiagaan Covid-19 IDI Zubairi Djoerban melalui sambungan telepon, Jumat (14/8).

Zubairi menekankan rumah sakit rujukan saat ini hanya merawat pasien dengan gejala sedang-berat, atau dengan gejala berat. Dengan dua kriteria itu pun, menurut Zubairi, rumah sakit sudah kewalahan.

(khr/ctr/age)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER