Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan, Kalimantan Tengah, Effendi Buhing menjelaskan video yang diunggah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD usai dirinya ditangkap dan dibebaskan polisi.
Buhing mengaku dirinya diminta oleh polisi membuat pernyataan untuk meredam amarah publik. Pernyataan Buhing yang direkam tersebut juga menjadi syarat bagi dirinya aga bisa bebas.
"Polres meminta buat testimoni yang akhirnya menyejukkan semua orang. Saya tangkap bahwa jangan membuat statement memperkeruh suasana," kata Buhing dalam program 'Mata Najwa' yang disiarkan Trans 7, Rabu (2/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buhing mengaku saat itu tak tahu video penangkapan dirinya sudah viral dan suasana menjadi panas. Ia ketika itu masih mendekam di Polres Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Menurut Buhing, kejadian sebenarnya tak seperti yang ia akui dalam video tersebut. Buhing merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh aparat kepolisian.
Buhing juga sebenarnya tidak mau mengikuti perintah polisi untuk berbohong. Namun, hal tersebut tetap ia lakukan agar bisa bebas dari tahanan terlebih dahulu.
"Saya mengatakan itu miskomunikasi. Sebenarnya hati saya sakit. Saya diperlakukan sangat kasar, saya anggap itu seperti teroris saya," ujarnya.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan penangkapan paksa Effendi Buhing. Kejadian tersebut diketahui lewat video yang diunggah akun Twitter @walhinasional, Kamis (27/8).
Namun, setelah mendapat kritik dari masyarakat, polisi membebaskan Buhing. Bersamaan dengan itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengunggah pernyataan Buhing.
"Merespons petisi yang meminta pelepasan Effendi Buhing, seorang yang ditangkap karena (beritanya) mempertahankan tanah adat maka dengan ini saya infokan bahwa yang bersangkutan sudah tidak ditahan. Dan bukan kasus tanah adat tapi kasus pencurian yang dilakukan oleh beberapa orang yang mengaku disuruh Buhing," kata Mahfud dalam cuitan yang dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (28/8).
Dalam lanjutan cuitannya, Mahfud menyebut masyarakat yang awalnya memprotes penangkapan Buhing karena mempertahankan tanah adat justru mempermasalahkan video pengakuan Buhing yang dirinya unggah.
"Wah, tadi protesnya karena Buhing ditangkap saat mempertahankan tanah adat. Setelah dibantah diminta video bantahannya, setelah diberi videonya dibilang videonya mencurigakan, dibuat dalam tekanan, kok duduk di kursi mewah, dll," ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
(dhf/fra)