Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah akan melanjutkan kampanye penggunaan masker dan jaga jarak pada 7 September. Rencananya kampanye akan dilakukan hingga 6 Oktober mendatang dengan tujuan mengingatkan masyarakat ihwal bahaya virus corona.
"Terkait kampanye selanjutnya, arahannya kita melanjutkan kampanye pakai masker kemarin, dilanjutkan 7 September-6 Oktober tagline-nya 'ayo jaga jarak dan hindari kerumunan'," ujar Airlangga usai sidang kabinet melalui siaran langsung di akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/9).
Pemerintah sebelumnya telah menggencarkan kampanye penggunaan masker selama dua pekan. Kampanye ini sempat dikritik Presiden Joko Widodo dalam rapat beberapa waktu lalu lantaran dianggap kurang maksimal dalam pelaksanaannya di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menuturkan, kampanye jaga jarak ini diperlukan bersamaan dengan momentum pelaksanaan pilkada serentak. Tahapan pilkada saat ini diketahui telah dimulai dengan pendaftaran pasangan calon di sejumlah daerah.
Pada hari pertama pendaftaran paslon 4 September lalu banyak paslon di berbagai daerah memancing kerumunan dengan melakukan konvoi atau arak-arakan.
"Beberapa pendaftaran pilkada memang ada yang membuat kerumunan, diharapkan dari bapak presiden agar mendagri dan apgakum diingatkan menurut aturan KPU, sehingga pilkada tidak menjadi penyebar atau klaster baru pandemi covid-19," jelasnya.
Nantinya, lanjut Airlangga, kampanye akan dilanjutkan dengan kampanye cuci tangan mulai 7 Oktober-6 November. Kampanye ini juga bertepatan dengan hari cuci tangan dunia yang diperingati tiap 15 Oktober.
"Jadi kampanye berikutnya 7 Oktober-6 November 'ayo cuci tangan dan pakai sabun' karena 15 Oktober adalah global hand washing day," kata Airlangga.
Dalam rapat Agustus lalu, Jokowi telah meminta jajarannya mengkampanyekan penggunaan masker dalam waktu dua minggu. Namun tak lama Jokowi mengkritik karena kampanye tersebut dianggap tak berjalan di lapangan.
Kampanye penggunaan masker dianggap belum maksimal di media maupun di lapangan.