Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin prosesi pemakaman Abdul Malik Fadjar yang berpulang Senin (7/9) malam di usia 81 tahun.
Abdul Malik adalah sosok negarawan yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Prosesi pemakaman digelar di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Dalam prosesnya digelar upacara pelepasan jenazah dengan Muhadjir sebagai Inspektur Upacara. Meski begitu, situasi di pemakaman dibuat seminimal mungkin untuk mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
Usai memimpin upacara pelepasan jenazah, Muhadjir mengakui saat ini Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik. Abdul Malik bagi Muhadjir bukan hanya sosok negarawan dengan kemampuan komunikasi yang baik, tetapi juga memiliki pikiran-pikiran terbuka dan inklusif.
"Beliau pikiran-pikirannya sangat inklusif, hubungan antar umat beragama sangat baik. Hubungannya dengan pastur, romo, pendeta, dan pemuka agama yang lain hubungannya sangat akrab. Saya rasa sulit untuk mencari bandingan orang yang memiliki kualifikasi seperti Pak Malik," kata Muhadjir dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (8/9).
Muhadjir juga mengatakan Abdul Malik adalah tokoh yang tekun. Terbukti dari panjangnya karier yang dia jalankan. Abdul Malik yang semula adalah seorang guru yang mengajar di pelosok Sumbawa, justru menjadi menteri hingga tiga kali lantaran ketekunan dan kegigihannya.
"Beliau ini sangat jeli untuk memilih anak-anak muda yang menurut beliau dianggap istimewa sehingga banyak sekali orang-orang yang dibesarkan oleh Pak Malik, termasuk saya," kata dia.
"Beliau sudah seperti orang tua saya saja. Beberapa menteri, termasuk Pak Nuh, mantan Menteri Pendidikan sebelum saya itu juga dekat dengan beliau. Dan saya kira banyak sekali," ujar Muhadjir.